PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI) menilai tahun politik tidak akan berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar saham maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebaliknya, IHSG secara historis selalu menguat di tahún pemilu maupun ketika Pemilihan Presiden (Pilpres).
"Di tahun pemilu, secara historis IHSG selalu bergerak optimis menguat. Pada Pemilu 2004, IHSG mengalami penguatan 32,85%, Pemilu 2009 mengalami kenaikan 90,17%, dan Pemilu 2014 mengalami apresiasi 18,29%," ujar Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi dalam siaran pers.
RELI optimistis bahwa di tahun depan, tahun pemilu, IHSG akan kembali mencatatkan keuntungan yang akan lebih besar dari 2014.
Lanjar menjelaskan, dari sisi pergerakan indeks sektoral pada saat pemilu, sektor industri memimpin dengan rata-rata penguatan pada tiga periode pemilu terakhir dengan total return rata-rata mencapai 80%, disusul sektor pertambangan 64,83%, keuangan 58,65% dan pertanian 55,77%. "Empat sektor itu selalu menjadi unggulan di tahun pemilu," ujarnya.
Di sisi lain, berdasarkan parameter makroekonomi yang di-forecast hingga 2023, target IHSG di 2019, di level 7.132. Prediksi itu dengan memperhatikan perhitungan dan pergerakan dari sisi pertumbuhan GDP, impor, ekspor, pinjaman, serta posisi rupiah terhadap dolar hingga BI Rate.
Sementara itu, menurut catatan BEI, pendapatan emiten-emiten di BEI naik 10% atau Rp185 triliun dari Rp1.876 triliun pada kuartal III-2017 menjadi Rp2.061 triliun pada kuartal-III-2018. Sementara laba bersih emiten-emiten mencatatkan kenaikan sebesar 12% atau Rp26 triliun dari sebesar Rp218 triliun pada kuartal III-2017 menjadi sebesar Rp244 triliun pada kuartal III-2018.
Dari data itu, Lanjar menilai, akan menjadi salah satu sentimen positif bagi IHSG karena optimisme investor pada kinerja saham-saham Indonesia yang membaik di tengah tekanan sentimen global. Kenaikan kinerja emiten itu dikarenakan efisiensi serta fundamental perusahaan yang juga semakin baik.
Namun, ia memberi catatan, sentimen itu hanya sementara bagi IHSG karena hal ini biasanya terjadi setelah adanya earning season. Selanjutnya, perilaku investor dan juga sentimen akan lebih berpengaruh bagi IHSG.
"Perilaku lebih ke kepercayaan investor pada rencana ekspansi emiten di tahun depan dan adanya window dressing," ujar Lanjar.
Beberapa sektor dengan kenaikan laba juga patut diperhatikan, seperti emiten-emiten di sektor industri dasar dan properti, serta konstruksi. Untuk saham industri dasar, emiten-emiten yang terkait dengan peternakan terkait dengan kebijakan menyoal pakan ternak dan kebijakan harga unggas, bisa dicermati.
Sementara untuk sektor properti dan konstruksi, ia menyarankan investor mulai mempertimbangkan untuk membeli setelah Pemilu 2019 karena pemerintah yang sepakat menunda beberapa proyek guna mengurangi impor bahan baku konstruksi demi menjaga rupiah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti