
Bank Indonesia telah melakukan survei harga properti residensial. Berdasarkan survei tersebut, Bank Indonesia mengungkapkan bahwa ada indikasi perlambatan kenaikan harga poperti residensial di pasar primer.
Departemen Komunikasi Bank Indonesia mencatat indeks harga properti residensial (IHPR) di triwulan III tahun 2018 tumbuh melambat sebesar 0,42% qtq, sedangkan pada triwulan sebelumnya IHPR tumbuh sebesar 0,76% qtq.
"Perlambatan tersebut bersumber dari tipe rumah kecil dan menengah. Pada Triwulan IV tahun 2018 harga rumah diperkirakan mulai meningkat sebesar 0.52% qtq, terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upaha tenaga kerja," jelas Bank Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Lebih lanjut, pada triwulan yang sama, penjualan properti residensial menurun sebesar 14,14% qtq. Penurunan tersebut terjadi pada semua tipe rumah, terutama disebabkan oleh menurunnya permintaan konsumen, terbatasnya penawaran perumahan dari pengembang, dan tingginya suku bunga KPR.
"Pangsa dana internal pengembang mencapai 55,73%. Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen dalam membeli properti residensial masih didominasi oleh KPR sebesar 77,20%," tambahnya.
Hal itu mengindikasikan bahwa dana internal Bank Indonesia masih memiliki porsi yang besar dalam pembiayaan pembangunan propoerti residensial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: