Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos IMF: G20 Perlu Aksi Cepat untuk Cegah Perlambatan Ekonomi

Bos IMF: G20 Perlu Aksi Cepat untuk Cegah Perlambatan Ekonomi Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Washington -

Para pemimpin G20 harus bertindak cepat untuk mencegah faktor-faktor yang dapat melukai pertumbuhan ekonomi global dan memperkenalkan reformasi yang dapat menambah 4 persen untuk produk domestik bruto kelompok tersebut, kepala Dana Moneter Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Para kepala 20 negara ekonomi terbesar dunia, yang mewakili 85 persen dari PDB global, akan berkumpul di Buenos Aires pada Jumat (30/11/2018) di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, dan munculnya proteksionisme, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan tantangan Brexit.

"Ketika Pemimpin G20 berkumpul di Argentina, ekonomi global menghadapi titik kritis," ungkap Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, seperti dikutip dari The National, Kamis (29/11/2018).

"Kami telah memiliki pertumbuhan yang baik dari standar historis, tetapi sekarang kami menghadapi periode di mana risiko signifikan terwujud dan awan gelap membayangi," ujar Lagarde.

Pertemuan G20 berlangsung dengan latar belakang suram. IMF merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global turun menjadi 3,7 persen untuk 2018 dan 2019 dari 3,9 persen proyeksi pada Juli, penurunan pertama sejak Juli 2016.

Tuduhan perang perdagangan, kesengsaraan pasar yang muncul, dan pertumbuhan lamban dalam ekonomi zona euro berkontribusi pada pandangan suram IMF.

"Karena data ekonomi terbaru telah mengecewakan, kita tidak boleh membiarkan diri kita ditahan," imbuh Lagarde.

“Sebaliknya, kita harus ambisius, termasuk dengan menerapkan serangkaian reformasi berlapis-lapis yang berpotensi menambah tambahan 4 persen dorongan pada PDB negara-negara G20,” pungkasnya.

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mencatat sebesar 0,2 persen pada kuartal ketiga, tanda firasat akhir untuk ekspansi lima tahun di zona euro.

Sementara itu PDB China tumbuh lebih rendah dari perkiraan 6,5 persen pada kuartal ketiga, laju terlemah di ekonomi terbesar kedua di dunia sejak krisis keuangan global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: