Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Global Dapat Bebaskan Modal Kerja Hingga €1,3 T untuk Tingkatkan Investasi Modal

Perusahaan Global Dapat Bebaskan Modal Kerja Hingga €1,3 T untuk Tingkatkan Investasi Modal Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

PwC dalam laporan terbarunya yang berjudul Navigating Uncertainty: 2018 Annual Global Working Capital Study, menemukan angka €1,3 triliun dapat dibebaskan dari neraca perusahaan-perusahaan terbuka global apabila ada langkah-langkah nyata yang diambil untuk mengatasi masalah efisiensi modal kerja.

Irhoan Tanudiredja, Senior Territory Partner dari PwC Indonesia, berkomentar, menurut kajian tersebut, Asia telah menunjukkan pertumbuhan yang kuat di sepanjang tahun.

"Sebagai bagian dari tujuh perekonomian berkembang yang terkuat di dunia (E7), Indonesia juga telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Namun kita harus tetap berfokus pada kinerja modal kerja agar dapat mengatasi permasalahan dalam belanja modal, rintangan dalam konversi tunai, dan menghadapi aspek ketidakpastian yang telah menjadi ciri perdagangan global," jelas Irhoan dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Salah satu strategi yang disoroti dalam laporan ini adalah pembiayaan rantai pasokan, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mendorong peningkatan likuiditas pemasok, kestabilan rantai pasokan, dan utang yang efisien guna memaksimalkan modal kerja. Namun program-program ini lebih ditujukan bagi pemasok besar yang mempunyai dampak terbesar pada tingkat risiko yang
2 of 2 dapat diterima oleh penyandang dana. Seringkali pemasok kecil menjadi terabaikan, padahal
merekalah yang paling membutuhkannya.

Faktanya, 77% usaha kecil dan menengah (UKM) mengalami lambatnya pembayaran dari perusahaan-perusahaan besar. Selain itu, lebih dari sepertiga UKM menghabiskan sebagian hingga banyak waktu dan sumber daya untuk mengejar pembayaran dari perusahaan-perusahaan besar.

Dengan memperluas opsi pembiayaan rantai pasokan hingga mencakup UKM, perusahaan dapat membantu usaha-usaha yang lebih kecil untuk mengakses dana tunai pada tarif yang lebih kompetitif dan memperoleh manfaat dari arus kas yang lebih terprediksi.

Daniel Windaus, Partner di PwC Inggris untuk bidang Working Capital Optimisation, mengatakan, di tengah ketidakpastian yang ada saat ini, perusahaan perlu berfokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan

"Modal Kerja, terutama Inventaris & Piutang, merupakan peluang yang signifikan bagi perusahaan untuk memaksimalkan arus kas operasionalnya," tambah Daniel.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa pembebasan dana ini akan dapat mencukupi kebutuhan perusahaan-perusahaan global untuk meningkatkan investasi modalnya hingga 55% tanpa perlu mengakses pendanaan tambahan atau menekan arus kasnya.

Meskipun kinerja modal kerja menunjukkan perbaikan untuk pertama kalinya sejak tahun 2014, perusahaan-perusahaan global menghadapi tantangan berat di depan dengan semakin sulitnya lingkungan kas. Laporan ini menyoroti tiga tantangan kinerja keuangan:

Walaupun pendapatan perusahaan naik 10% tahun lalu, rasio konversi tunai turun 6%, yang mengindikasikan bahwa konversi tunai menjadi semakin sulit.

Angka tahunan 3,6% pada belanja modal yang semakin menurun menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mengalokasikan lebih sedikit dana tunai untuk investasi, sehingga menimbulkan potensi ancaman terhadap pertumbuhannya dalam jangka panjang. Pengetatan kebijakan moneter yang diterapkan saat ini, ditambah dengan ketidakpastian seputar perdagangan global, menaikkan biaya kas bagi perusahaan.

Dengan modal kerja sebagai sumber dana tunai yang termurah, badan-badan usaha perlu mengoptimalkan kinerja modal kerja agar dapat mempertahankan arus kas operasional dan membebaskan dana untuk investasi di pasar fiskal yang serba tidak pasti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: