Pembangunan di Indonesia saat ini masih menggunakan skema utang. Itu dilakukan karena masih ada defisit pada anggaran negara.
Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan pembangunan sebuah negara yang berlandaskan utang tidak akan pernah berhasil. Jika ada pertumbuhan lebih dari 6,5% maka akan terjadi overheating atau kepanasan, utang harus dikurangi. Menurutnya, utang menjadi rem otomatis untuk mengerem pertumbuhan.
"Model pembangunan neoliberalisme ala Bank Dunia, tidak akan pernah membuat Indonesia tumbuh tinggi seperti Jepang dan China," ujarnya lewat akun twitternya, Rabu (2/1/2019).
Menurut Rizal, jika Indonesia ingin tumbuh double digit dan menjadi negara kuat serta hebat, maka model pembangunan ekonomi neoliberal ala Bank Dunia harus ditinggalkan.
Model permbangunan berlandaskan utang, neoliberalisme ala Bank Dunia, tidak akan pernah membuat Indonesia tumbuh tinggi seperti Jepang & China (>10%). Jika tumbuh >6,5%, pasti kepanasan, utang harus dikurangi. Utang menjadi rem otomatis (automatic
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) 2 Januari 2019
brake) untuk merem pertumbuhan.
"Tidak ada negara di dunia yang berhasil ketika mengikuti model Bank Dunia, tidak di Latin Amerika, tidak di Asia apalagi Afrika," katanya.
Ia menjelaskan, memang pinjam meminjam adalah hal yang biasa karena untuk berkembang dibutuhkan pendanaan. Namun jika negara meminjam dari lembaga multilateral seperti International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia akan banyak prasyarat yang merupakan jebakan-jebakan neoliberalisme.
Selain itu, juga ada pinjaman antar negara yang dirancang sebagai 'loan-to-owned', sengaja di-markup agar macet sehingga bisa dikuasai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: