Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Coba 3 Strategi Bisnis Ini Agar Tidak Kehilangan Banyak Uang di 2019

Coba 3 Strategi Bisnis Ini Agar Tidak Kehilangan Banyak Uang di 2019 Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu alasan utama mengapa banyak bisnis gagal bukan karena mereka tidak mengikuti formula yang tepat, melainkan karena mereka tidak fokus pada apa yang tidak boleh dilakukan.

Mantan CEO Uber, Travis Kalanick, misalnya, memeriksa semua kotak untuk menjalankan bisnis yang menguntungkan. Dia cerdas, ambisius, kompetitif, dan percaya diri. Namun, dengan mengabaikan kebiasaan kontraproduktif yang menjangkiti organisasi dari dalam, Kalanick membuktikan bahwa keterampilan kepemimpinan yang positif, tidak peduli seberapa kuat mereka, tidak ada artinya jika seseorang tidak berhati-hati.

Faktanya, karakteristik yang bermanfaat itu dapat menyebabkan kejatuhan seorang wirausahawan. Keyakinan yang berlebihan dan ambisi yang tidak terkendali sebenarnya membuka peluang sendiri untuk penghancuran diri.

Untuk menahan diri dari kehilangan jumlah uang yang terlalu tinggi, pengusaha harus mempertimbangkan penerapan strategi berikut:

Carilah umpan balik yang tidak bias

Akan mudah jika pengusaha sudah tahu kelemahan mereka. Sayangnya, karakteristik kepribadian di bawah standar sering kali tidak disadari, dan mengenali diri mereka sendiri dapat menjadi pertempuran di dalam dirinya sendiri. Namun, mencari umpan balik dari kolega, penyelia, dan bahkan teman adalah langkah awal yang solid.

CEO Starbucks, Kevin Johnson, misalnya, misalnya, menggunakan sistem sederhana, namun efektif untuk menerima kritik yang membangun. Pelanggan dan karyawan dapat dengan mudah mengirim pesan ke Johnson melalui email atau telepon. Menerapkan metode langsung seperti ini tidak hanya dapat membuktikan aksesibilitas kepada para pemangku kepentingan, tetapi juga menjaga perselisihan internal di mata publik.

Melakukan pemeriksaan ego

Terkadang, menjadi seorang pemimpin berarti percaya pada diri sendiri hingga tingkat egois. Tetapi, diambil secara ekstrim, perspektif ini dapat menyebabkan organisasi menjadi datar. Sebuah studi oleh London School of Economics and Political Science bahkan menemukan bahwa optimism berlebihan menghalangi penilaian yang efektif. Optimis cenderung melebih-lebihkan keterampilan mereka dan percaya bahwa mereka dapat mengubah peluang bisnis yang tidak berharga menjadi tambang emas.

Sebaliknya, menekankan kolaborasi tidak hanya menjaga ego pemimpin, tetapi juga memotivasi anggota tim untuk merangkul pola pikir yang berorientasi pada tujuan.

Tetapkan tujuan di antara ambisi yang berlebihan dan ketenangan konservatisme

Berkolaborasi dengan tim juga dapat membangun pertahanan yang kuat terhadap bias internal. Ketika pengusaha menetapkan standar tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka, itu mencegah tim dari menetapkan tujuan yang aman dan menghindari risiko.

Namun, triknya adalah menjaga agar tujuan ini tetap realistis. Rencana yang rumit dengan tenggat waktu yang dekat akan membakar semua orang dalam waktu singkat, sehingga menciptakan tujuan yang ambisius, namun realistis adalah keharusan mutlak.

Pengusaha mungkin menyadari bahwa untuk setiap kualitas baik yang mereka miliki, ada beberapa karakteristik negatif yang hanya menunggu untuk menggagalkan bisnis. Tetapi seperti halnya masalah apa pun, mengenali kelemahan-kelemahan itu adalah langkah pertama untuk melawannya dan membuat usaha berhasil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: