Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Neraca Dagang 2018 Diproyeksikan Defisit?

Neraca Dagang 2018 Diproyeksikan Defisit? Pengoperasian Jalan Tol akses ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, baru diresmikan pada pertengahan bulan lalu. Jalan tol tersebut diharapkan dapat mempercepat aktivitas pelayanan logistik di Pelabuhan Tanjung Priok. Diketahui, jalan tol akses Tanjung Priok merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Lingkar Luar (JORR) yang memiliki total panjang 69,77 Km, dan merupakan bagian dari target pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km hingga tahun 2019. | Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) kembali akan merilis data perdagangan ekspor dan impor Indonesia. Kali ini BPS akan mengumumkan data ekspor dan impor untuk Desember 2018.

Angka-angka tersebut bakal disampaikan langsung oleh Kepala BPS, Suhariyanto, pada pukul 11.00 WIB di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Selain mengumumkan soal ekspor dan impor, BPS akan turut menyampaikan sejumlah perkembangan lain, di antaranya perkembangan upah pekerja atau buruh Desember 2018, profil kemiskinan di Indonesia September 2018, dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia September 2018.

Sebelumnya BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 mengalami defisit sebesar US$2,05 miliar. Adapun total ekspor Indonesia selama bulan lalu sebesar US$14,83 miliar dan total impor US$16,88 miliar. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif Januari-November 2018 neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit US$7,52 miliar.

Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia akan berlanjut. Dengan begitu neraca dagang diyakini belum akan surplus, setidaknya hingga 2019.

"Belum (akan surplus pada 2019)," ujar Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menilai, butuh waktu lebih banyak untuk mengembalikan neraca perdagangan Indonesia menjadi surplus.

Menurut Darmin, surplus neraca dagang harus dimulai dari upaya menekan defisit peradangan migas. Saat ini kata dia, defisit migas sudah sangat besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: