Putusnya hubungan kerja dengan karyawan adalah bagian dari realita bisnis. Namun, dalam beberapa kasus itu bisa jadi menyakitkan. Selain membuat para manajer resah, mantan karyawan yang merasa tidak puas juga dapat menyebabkan kerugian reputasi dan keuangan saat mencoba menyelesaikan masalah.
Salah satu contoh kasus mengenai masalah pasca-kerja berasal dari American College of Education online. Manajemen di sana tidak cocok dengan Triano Williams yang bekerja sebagai sistem administrator untuk perusahaan dari jarak jauh.
Pada tahun 2016, ia mengajukan keluhan diskriminasi rasial terhadap organisasi. Tidak lama kemudian, ia ditawari relokasi ke Indianapolis untuk bekerja di kantor setempat. Williams menolak; teleworking adalah salah satu syarat utamanya. Akibatnya, dia diberhentikan. Meskipun ia menerima paket pesangon, pakar TI itu tidak puas.
Dia menyimpulkan bahwa keseluruhan cerita tentang relokasi telah dibuat karena keluhan yang ia sampaikan. Untuk membalas dendam kepada pihak kampus, ia mengubah kata sandi akun Google-nya, yang membuat mantan rekannya tidak bisa mengakses email dan mempelajari materi untuk lebih dari 2.000 siswa.
Williams berargumen bahwa kata sandi itu secara otomatis disimpan di laptop kerjanya, yang ia kembalikan tak lama setelah dipecat. Namun, menurut pihak kampus, mantan administrator ini sudah menghapus perangkat sebelum mengembalikannya.
Pihak kampus akhirnya meminta Google mengembalikan akses ke akun terkait, tetapi ternyata profilnya terdaftar di akun pribadi Williams, bukan perusahaan. Di lain sisi, pengacara William mengisyaratkan bahwa kliennya mungkin dapat mengingat kata sandi yang hilang dengan imbalan $ 200.000 dan rekomendasi positif dari perusahaan.
Penghapusan Data Berharga Atas Kecurigaan Akan Dipecat
Kasus lainnya juga datang dari Mary Lupe Cooley, seorang asisten direktur di sebuah firma arsitektur, melihat iklan surat kabarĀ yang mencari seseorang untuk mengisi posisinya dengan nomor atasannya tercantum dalam rincian kontak.
Dengan asumsi bahwa ia akan dipecat, Cooley menghapus data proyek tujuh tahun ke belakang, dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai US$2,5 juta. Adapun iklan lowongan tersebut ternyata ditujukan untuk perusahan lain.
Bagaimana Cara Menghindari Serangan Siber Dari Mantan Karyawan?
1. Awasi Hak Izin
Untuk mencegah mantan karyawan merusak infrastruktur TI Anda, awasi terus hak dan izin mereka sejak hari pertama. Berikut adalah beberapa aturan yang kami rekomendasikan untuk perusahaan agar tetap aman:
Menyimpan catatan hak-hak TI karyawan, termasuk akses ke akun dan sumber daya yang mereka miliki. Berikan hak tambahan hanya jika Anda benar-benar yakin bahwa karyawan membutuhkannya, dan segera catat informasi tersebut.
2. Tinjau dan Revisi Daftar Hak Karyawan
Secara teratur meninjau dan merevisi daftar hak karyawan. Ingatlah untuk mencabut izin yang sudah tidak berlaku
3. Daftarkan sumber daya perusahaan hanya ke alamat perusahaan
Tidak peduli apapun keuntungan dari pembuatan akun pribadi, atau seberapa andal karyawan tersebut, ingatlah bahwa Anda memiliki hubungan bisnis yang cepat atau lambat akan berjalan dengan sendirinya. Nama domain, akun media sosial, dan dasbor kontrol situs web pada akhirnya adalah aset perusahaan. Selepas staf meninggalkan perusahaan, kendali bukan lagi ada pada mereka.
4. Blokir semua hak akses dan akun mantan karyawan
Blokir semua hak akses dan akun mantan karyawan sesegera mungkin, idealnya segera setelah Anda memberi tahu mereka tentang pemecatan mereka.
5. Rahasiakan Kemungkinan Pemutusan Kerja
Jangan secara terbuka mendiskusikan kemungkinan pemutusan hubungan kerja staf dan restrukturisasi. Karena ketika menyiapkan iklan untuk lowongan kerja, ingatlah bahwa itu mungkin tersebar jauh tidak hanya di area kelompok para pencari kerja
6. Jaga Hubungan Baik
Cobalah untuk menjaga hubungan baik dengan seluruh karyawan dan membangun suasana yang bersahabat di tempat kerja. Serangan dunia maya terhadap mantan rekan kerja, kolega atau bos seringkali didorong bukan karena keserakahan, tetapi oleh perasaan sakit hati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: