Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalau Jokowi Lebih Perhatian ke Tambang, Ekonomi Bisa Tumbuh 9%

Kalau Jokowi Lebih Perhatian ke Tambang, Ekonomi Bisa Tumbuh 9% Kegiatan Mining for Life yang diselenggarakan oleh IMA. | Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Bandung -

Kasihan sektor tambang. Yang disorot kebanyakan sisi negatifnya yakni dampak sektor tersebut terhadap lingkungan.

"Perhatian masyarakat terhadap sektor ini lebih kepada bekas galian yang ditinggalkannya," kata Ido Hutabarat, Ketua Indonesia Mining Association ketika meresmikan acara Mining for Life di Museum Geologi, Bandung, Sabtu (19/1/2019).

Padahal, kata Ido, kontribusi sektor pertambangan kepada kehidupan ini sangat banyak. "Mulai dari garpu, handphone, mobil semua tergantung kepada hasil tambang," tandasnya.

Di samping itu, Ido mengingatkan bahwa lewat industri pertambanganlah banyak kota dibangun. "Banyak kota yang muncul sebagai akibat dari kegiatan pertambangan," kata Ido.

Atau, mengutip Budi G Sadikin, Direktur Utama Inalum sekaligus komisaris PT Freeport Indonesia, "Tak akan ada kota Timika, Sawahlunto, Pangkal Pinang, Balikpapan, Sorowako, Kendari, dan lain-lain tanpa pertambangan," ujarnya dalam diskusi Mining for Life bersama para pemimpin redaksi.

Ido mengatakam sektor pertambangan kini menganut konsep green mining. Artinya, lanjut Ido, setelah proses produksi selesai maka perusahaan wajib memperbaiki lingkungan tempatnya menggali kembali seperti sedia kala.

Sudah gitu, lanjut Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, risiko yang dihadapi perusahaan tambang itu sangat tinggi. "Bayangkan, persentase kemungkinan kita mendapatkan hasil tambang itu maksimal hanya 3%," ujar Tony. Dengan kata lain, kemungkinan gagalnya adalah 97%.

Budi Sadikin lantas menggambarkan pentingnya hilirisasi. Dia menggambarkan, kalau hanya mengambil bahan mentah maka kontribusinya hanya 0,62% terhadap PDB.

"Tapi kalau kita mampu mengolahnya maka pada tahap kedua kontribusinya bisa mencapai 4,63% terhadap PDB, naik 7,47 kali proses sebelumnya" ujarnya.

Tahap ketiga tentu lebih hebat lagi. Menurut simulasi Budi, pada tahap ini maka kontribusinya bisa mencapai 14,54% terhadap PDB, naik 3,14 kali dari proses sebelumnya. Kalau dihitung dari awal, berarti terjadi peningkatan nilai tambah sekitar 22 kali lipat.

"Maka, kalau Jokowi lebih perhatian terhadap sektor tambang maka pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 9%," ujar Budi sambil tertawa lebar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: