Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Debat Capres Kedua, Polemik Impor Pangan dan Infrastruktur Harus Terkuak

Di Debat Capres Kedua, Polemik Impor Pangan dan Infrastruktur Harus Terkuak Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Debat Publik Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 Putaran Kedua yang akan digelar pada 17 Februari 2019 nanti diharapkan memberikan pencerahan kepada rakyat terkait tema yang diangkat, yaitu persoalan energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan infrastruktur.

Anggota DPD Fahira Idris mengungkapkan, salah satu diskursus yang terus menerus menjadi polemik atau persilangan pendapat antara barisan pendukung Jokowi dan kubu Prabowo selama empat tahun terakhir ini adalah persoalan impor pangan (terutama beras, kedelai, jagung, daging sapi, garam, dan gula) dan kontroversi pembangunan infrastruktur.

"Irisan persilangan pendapat terhadap kedua persoalan ini sangat jelas. Pemerintah bersikukuh harus ada impor. Sementara oposisi menyatakan impor adalah kebijakan yang keliru," kata Fahira melalui keterangan tertulisnya, Jumat (25/1/2019).

Senada dengan infrastruktur, lanjutnya, pemerintah menjadikannya sebagai 'jualan' keberhasilan, sementara oposisi tegas menyatakan pembangunan infrastruktur ugal-ugalan dan tidak memberi dampak langsung bagi rakyat.

Fahira menjelaskan, "Soal impor pangan dan infrastruktur harus terkuak saat debat kedua nanti, saya sudah kasih kisi-kisi persilangan pendapat terkait soal impor dan infrastruktur. Saya rasa ini sangat sederhana, masa enggak bisa menyajikan debat yang berkualitas."

"KPU dibantu panelis tinggal menyajikan dua persilangan pendapat ini saat debat. Paksa kedua capres berargumen habis-habisan soal kebijakan impor dan infrastruktur. Berkali-kali saya ingatkan debat ini bukan kepentingan KPU apalagi tim sukes, tetapi kepentingan rakyat agar punya landasan kuat memilih calon presidennya," tegasnya.

Ia menambahkan, metode persilangan pendapat yang selama empat tahun ini terakumulasi antara pemerintah dan oposisi juga bisa dijadikan dasar materi debat terkait persoalan ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

"Kedua capres harus mampu menggambarkan program jangka pendek, menengah, dan panjangnya untuk mengatasi ketergantungan bangsa ini terhadap energi fosil," imbuhnya.

Selain itu, menurutnya, debat harus bisa menarik komitmen capres untuk menjamin bahwa pengelolaan sumber daya alam sepenuhnya berdasarkan pasal 33 ayat 2 UUD 1945 dan punya program konkrit mencegah eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam.

"Divestasi Freeport yang begitu ramai diperdebatkan bisa menjadi salah satu background atau contoh kasus materi perdebatan soal sumber daya alam dan lingkungan. Kalau KPU dan penelis berani menjadikan persilangan pendapat sebagai materi perdebatan, saya rasa debat kedua akan mencerahkan rakyat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: