Pinterest dikabarkan telah menyewa Goldman Sachs dan JPMorgan Chase sebagai penjamin emisi utama untuk IPO yang rencananya akan dilakukan akhir tahun ini. Melalui IPO, Pinterest diproyeksikan mampu mengumpulkan hingga US$1,5 miliar (sekitar Rp21,2 triliun). Namun, juru bicara Pinterest menolak untuk mengomentari kabar tersebut.
Sejak didirikan, Pinterest berhasil menghimpun sekitar US$1,5 miliar dan melakukan putaran pendanaan terakhir pada 2017 untuk mendapatkan suntikan dana bernilai US$12 miliar dari investor swasta, yakni Goldman Sachs Investment Partners, Valiant Capital Partners, Wellington Management, Andreessen Horowitz, dan Bessemer Venture Partners.
Sementara pada tahun lalu, mereka berhasil mengumpulkan pendapatan US$700 juta, 2 kali lipat dari pendapatan pada 2017. Ada 250 juta pengguna aktif bulanan di Pinterest, meningkat 50 juta dari pertengahan 2017. Sekitar 50% penggunanya tinggal di luar Amerika Serikat.
Belum diketahui berapa keuntungan yang diraup Pinterest. Namun, perusahaan itu mempekerjakan 1.600 orang di 13 kota secara global, yakni Chicago, London, Paris, Sao Paulo, Berlin, dan Tokyo. Hal itu menunjukkan, pasar internasional Pinterest bertumbuh paling cepat. Terlebih, lebih dari 80% orang mengakses layanan itu lewat aplikasi seluler.
Bagaimana dengan potensi penawaran saham Pinterest? Dalam sebuah laporan oleh The Information beberapa waktu lalu, penawaran Pinterest diprediksi akan mengalami kesulitan karena mereka sering dijejerkan dengan perusahaan media sosial Facebook dan Twitter. Seperti yang diketahui, kedua perusahaan itu menimbulkan kekhawatiran karena masalah privasi pengguna dalam setahun terakhir.
Meskipun begitu, patut dicatat, Pinterest tak berjalan seperti media sosial pada umumnya. Platform itu lebih digunakan untuk mencari inspirasi berbentuk visual, jadi pengguna lebih menjangkau ide dibanding pengguna lainnya.
Perwakilan Menlo Ventures, Venky Ganesan mengatakan, Ia belum pernah melihat Pinterest menjual data (pengguna).
"Mereka (Pinterest) menggunakan data untuk (menganalisis) iklan di Pinterest, mereka tidak membagikan informasi itu kepada orang lain,' ujarnya sesuai dilansir Tech Crunch, Selasa (29/1/2019).
Platform penuh ide visual itu memang bergantung pada iklan, yang umumnya menjadi pengeluaran termudah bagi perusahaan untuk memangkas biaya operasional ketika ekonomi alami fluktuasi, seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Lewat cara itu, Pinterest terbukti mampu bertahan lebih lama dari beberapa pesaingnya.
Namun ada beberapa kesulitan yang dialami dalam beriklan. Iklan yang digerakkan oleh citra merek sering terpotong ketika anggaran diperketat, iklan interaktif umumnya berperforma baik di pasar menengah ke bawah. Karena itulah, perusahaan ingin mencari pengembalian investasi lewat IPO, mengingat sebagian besar pendapatan Pinterest didorong oleh iklan interaktif.
Situs berusia 11 tahun itu berbasis di San Francisco. Platform itu dikenal dengan foto-foto dari berbagai bidang yang dikirim oleh penggunanya. Mulai dari pernikahan, kecantikan, hingga tren dunia seni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: