Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai ada upaya terencana dari pihak tertentu untuk merusak reputasi Presiden Joko Widodo dengan membangun wacana adanya konsultan asing di belakang tim kampanye.
"Wacana yang dibangun dengan tudingan bahwa Pak Jokowi memiliki konsultan asing yakni Stanley Greenberg, bukan sekadar kebohongan atau hoaks. Ini adalah rencana jahat yang terencana," kata Juru Bicara PSI, Daniel Tumiwa, di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (15/2/2019). Hadir pada cara tersebut, pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Ade Armando.
Menurut Daniel, tudingan bahwa capres incumbent, Joko Widodo, memiliki konsultan asing, Stanley Greenberg sudah disiapkan sejak lama oleh pihak kompetitor. Tudingan adanya konsultan asing ini, menurut dia, berbeda dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet, yang terkesan sporadis dan terburu-buru.
"Tudingan soal konsultan asing ini adalah tudingan terencana yang telah disiapkan sejak 2016 lalu," katanya.
Beruntung, kata dia, media massa dan masyarakat sipil cukup aktif melakukan penelusuran, sehingga tudingan tersebut tidak menyebar luas. Pada kesempatan tersebut, caleg PSI dari daerah pemilihan Jawa Barat III ini juga menjelaskan, sejumlah fakta terkait tudingan tersebut yang diyakini adalah kebohongan.
Baca Juga: Soal Propaganda Rusia, PAN Khawatir Muncul Ketegangan
Daniel menjelaskan, fakta-fakta tersebut, pertama, sumber kebohongan bahwa Jokowi merupakan klien Greenberg adalah sebuah website berbahasa Inggris bernama, political-strategist.com. "Website itu dibuat tahun 2016 dan didaftarkan oleh seseorang yang beralamat di Kanada," katanya.
Kedua, nama political-strategist.com itu, dibuat neterupai nama sebuah konsultan politik resmi milik Ronald Vincent, yakni The Political Strategist. "Konsultan asli itu memiliki website dengan alamat, thepoliticalstrategist.com," katanya.
Baca Juga: 'Propaganda Rusia', Kubu Prabowo: Sudah Dijustifikasi Dubes Rusia
Ketiga, di dalam website "bodong" inilah nama Stanley Greenberg tercantum sebagai salah seorang "political strategist" yang memiliki kolom tetap. Menurut Daniel, di bagian profil Greenberg, tercantum data pribadi yang hampir sepenuhnya sama dengan informasi mengenai Greenberg yang termuat dalam website resmi Greenberg.
"Hanya saja, di bagian nama di klien tersebut tertulis bahwa salah satu klien Greenberg adalah Jokowi. Keterangan ini tidak ada dalam website resmi Greenberg," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil