Promo cashback ketika bayar pakai mobile payment tertentu di sejumlah tenant, mulai dari ritel modern hingga ke penjaja di pinggir jalan sedang riuh-riuhnya. Ini fenomena yang wajar ketika persaingan menggaet konsumen agar mau memakai mobile payment tertentu. Siapa yang paling banyak pemakainya, bisa dipastikan bakal menjadi jawaranya.
Apa sih mobile payment? Mobile payment adalah cara pembayaran nontunai (cashless) yang memakai media teknologi seperti QR Code, NFC, OTP, dan lainnya dengan memakai telepon genggam. Untuk urusan transaksi apapun yang memakai mobile payment, sudah barang tentu si pemakai mesti menyimpan uang digital (e-wallet) di akun mobile payment itu.
Mobile payment barulah salah satu elemen dalam sebuah payment ecosystem. Di ekosistem ini ada lima kategori pemain besar, yakni prosesor (acquirers), card networks, issuers, gateway, ISOs/MPSs. Lalu, dimana letak mobile payments di ekosistem tersebut? Ia bisa masuk dalam elemen gateway yang namanya biasa disebut e-Wallet (dompet digital).
Baca Juga: Apa Itu Dompet Digital?
Pemain mobile payment tersohor di dunia ada PayPal, Google Wallet, Groupon, Apple Passbook, Paypass by MasterCard, Zip Pay, Dwolla, Alipay, Venmo, dan lainnya. Mereka ini bertarung secara global memperebutkan pasar mobile payment. Lembaga riset Statista memperkirakan pangsa pasar mobile payment di dunia pada 2019 sebesar US$154,4 miliar dan melejit jadi US$274,4 miliar pada 2021.
Sedangkan pemain mobile payment di Indonesia terbagi dalam tiga kategori, pemain dari perusahaan telekomunikasi ada Dompetku, T-Cash, FlexiCash, Tunai by XL, dan lainnya. Dari perusahaan perbankan, ada Mandiri e-Cash, Rekening Ponsel, Mega Virtual, BBM Money, Sakuku by BCA, dan lainnya. Dari latar lainnya (startup teknologi) ada Go-Pay, Ovo, DANA, Doku, PayPro, PayAcces, dan lainnya.
Seberapa besar pasar mobile payment di Indonesia? Merujuk riset yang dilakukan MDI Ventures & Mandiri Sekuritas memperkirakan volume transaksi mobile payment sebesar US$16,4 miliar pada 2019. Angka itu setara 2% dari gross domestik bruto (GDP) Indonesia sebesar US$888,6 miliar. Sedangkan potensi pasar ini akan melonjak menjadi US$30 miliar atau setara Rp459 triliun pada 2020 atau seperlima di dunia. Dahsyat!
Lalu, siapa pelaku mobile payment di Indonesia yang bakal menikmati atau memonetisasi gurihnya pasar ini? "Siapa yang lebih dulu membangun ekosistem dan bisa beroperasi dengan baik akan menang," ujar CEO PT Visionet Internasional selaku penerbit Ovo, Adrian Suherman yang membidik posisi tiga besar di bisnis mobile payment.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Heriyanto Lingga
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: