Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal dari Pulsa, Alterra Kini Sukses Mengembangkan Multipayment

Berawal dari Pulsa, Alterra Kini Sukses Mengembangkan Multipayment Kredit Foto: Alterra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di antara sekian banyak perusahaan rintisan dengan latar belakang Fintech, ada beberapa yang saat ini paling populer. Diantaranya adalah e-wallet, investment, peer-to-peer lending, serta yang paling besar yakni layanan pembayaran alias multipayment.

Layanan multipayment sendiri bukanlah barang yang baru di era industri 4.0 seperti sekarang, bahkan di Indonesia sekalipun. Hal ini lantaran pembayaran tagihan memang bukanlah hal yang baru, namun metode pembayarannya terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Baca Juga: BRI Hadirkan Ekosistem Cashless Payment, Wisata Jadi Aman dan Nyaman Berkat QRIS

Sebut saja pembayaran tagihan listrik, tagihan PDAM, tagihan internet, BPJS Kesehatan hingga tagihan pajak rumah dan kendaraan bermotor - hal yang sudah menjadi keseharian banyak orang sejak bertahun-tahun lalu. Inilah yang kemudian membuat banyak berdirinya perusahaan rintisan yang bergerak di bidang layanan pembayaran tagihan. 

Lebih jauh lagi, banyak pegiat bisnis yang kemudian mengembangkan perusahaan rintisan yang sukses menjadi aggregator pembayaran tagihan semacam ini. 

Salah satu penyedia layanan multipayment terbesar di Indonesia, Sepulsa, pertama kali melihat potensi yang amat besar pada tahun 2015, mengingat lebih dari 80% pelanggan telepon seluler menggunakan kartu prabayar yang artinya model bisnis yang ditawarkan bisa sustain.

Penyedia layanan multipayment yang merupakan cikal bakal Alterra ini mendukung pembayaran PDAM, BPJS, Listrik PLN, Telkom hingga berbagai macam cicilan dan tagihan lainnya, termasuk layanan pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS). Tercatat bahwa saat ini Alterra sudah lebih dari mampu dalam memproses 5 juta transaksi per bulannya.

Ke depannya, layanan-layanan pembayaran nontunai semacam ini diprediksi akan menjadi hal yang lumrah. Pandemi yang terjadi sejak dua tahun terakhir pun diketahui mendorong terjadinya disrupsi terkait hal tersebut. 

Memang, ini bukanlah hal yang baru mengingat pada tahun 2014 pemerintah sendiri sudah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang mendorong terjadinya percepatan cashless society di Indonesia.

Terbukti di tahun 2020, dilansir dari GlobalData, bahwa perputaran uang non tunai yang terjadi di dalam e-commerce di seluruh dunia pada tahun 2019 mencapai US$3,5 triliun. Masih dari sumber yang sama, beberapa negara maju di dunia saat ini sudah menunjukkan kesungguhannya di dalam bertransformasi ke arah cashless society

Di Asia misalnya, Korea Selatan saat ini sudah menargetkan diri menjadi tiga besar dunia dalam hal cashless country pada tahun 2022.

Nampaknya apa yang dilakukan Alterra dan pemain multipayment Indonesia lainnya sudah sejalan dengan apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik, dan patut kita antisipasi perkembangannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: