Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelaku Bisnis, Gunakan Teknologi AI untuk Kurangi Biaya Operasional

Pelaku Bisnis, Gunakan Teknologi AI untuk Kurangi Biaya Operasional Direktur CTI Group Rachmat Gunawan, Kamis (21/2/2019) di GoWork, Fx Sudirman, Jakarta, Kamis (21/2/2019). | Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Artificial Intelligence (AI) jadi salah satu teknologi yang berkembang secara eksponensial di Asia Tenggara. Indikatornya dilihat dari adopsi AI yang kian meningkat dari 8% menjadi 14% pada 2017, berdasarkan riset dari IDC (International Data Corporation).

Yang menarik, dari riset itu ditemukan fakta bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara, dengan tingkat adopsi AI mencapai 24,6%--disusul oleh Thailand dan Singapura. Pemicunya, antara lain: menemukan insight bisnis yang akurat (52%), meningkatkan proses otomatisasi (51%), dan meningkatkan produktivitas (42%).

“Sekarang AI sudah banyak diimplementasikan, di kesehatan, di otomotif. AI memiliki peluang yang besar bagi semua industri,” ujar Direktur CTI Group Rachmat Gunawan, Kamis (21/2/2019) di GoWork, Fx Sudirman, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Baca Juga: Artificial Intelligence Bantu Optimalkan Bisnis di Singapura

Namun, di balik peningkatan adopsi teknologi AI, ada tantangan yang harus dihadapi. Entah itu ketersediaan infrastruktur yang memadai ataupun keterbatasan SDM ahli di bidang AI. Belum lagi kecemasan-kecemasan tentang AI yang kabarnya akan menggantikan pekerjaan manusia.

Menanggapi hal itu, Country Manager Aruba Indonesia, Robert Suryakusuma mengatakan, “Teknologi tidak punya intensi untuk mengurangi kekuatan manusia. Karena interaksi dengan kekuatan manusia masih dibutuhkan. Teknologi seperti AI itu tujuannya mempermudah atau mengotomatisasikan.”

Bahkan, menurut penelitian dari lembaga McKinsey pada 2017, penerapan AI yang tepat dapat mengurangi biaya operasional bisnis, meningkatkan pendapatan, dan mengoptimalkan penggunaan aset. Beragam dampak positif itu dapat diwujudkan melalui 4P: proyeksi masa depan, produksi barang dan jasa dengan lebih murah, promosi produk secara tepat, dan peningkatan layanan terhadap pelanggan.

“Contohnya, kalau kita pesan ojek online di daerah ‘segitiga emas’, beda harganya di jam sibuk dan tidak. Itu memanfaatkan AI, jadi harganya meningkat di daerah dengan permintaan banyak. Ada peran AI di sana,” papar Robert lagi.

Begitu pula pemanfaatan AI dalam peta digital pada smartphone. Data agregat dari masing-masing pengguna ponsel pintar di jalan digabungkan untuk menunjukkan mana jalur lalu lintas yang sedang padat dan tidak.

Jadi, tanpa disadari, banyak bisnis di sekitar Anda yang telah memanfaatkan teknologi AI dan telah merasakan dampaknya. Bila tak segera mengaplikasikan AI dalam bisnis, mungkin Anda akan tertinggal dari perusahaan seperti Go-Jek dan Google beserta kawan-kawannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: