Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

3D Printer Diklaim Sasar Kalangan Pelajar, Berapa Harganya?

3D Printer Diklaim Sasar Kalangan Pelajar, Berapa Harganya? 3D printer Inspira Academy. | Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inspira Academy, perusahaan produsen 3D printer, bakal memproduksi 3D printer dengan harga terjangkau untuk membidik pasar pelajar. Keterlibatan para pelajar sejak dini diharapkan akan mempercepat terbentuknya ekosistem industri 4.0.

Sugianto Kolim, Founder Inspira Academy mengungkapkan, ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Penerapan industri 4.0 juga merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi.

3D printer sebagai pendukung industri 4.0 memiliki potensi yang besar. Inspira Academy sebagai produsen 3D Printer, akan membidik kalangan pelajar yang jumlahnya mendekati 50 juta orang. Dalam beberapa tahun mendatang, diharapkan sebagian besar dari mereka menjadi seorang professional.

“Dengan harga lebih ekonomis pula, diharapkan 5% pelajar Indonesia dapat memiliki 3D printer sendiri,” ujar Sugianto, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Baca Juga: Tahun Politik, Penjualan Printer Akan Jalan di Tempat

Untuk mewujudkan target tersebut, Sugianto akan terus mendorong harga 3D printer lebih  terjangkau lagi. Saat ini perusahaan sedang dalam proses membangun pabrik 3D printer lokal. Perusahaan sedang berdiskusi dengan beberapa investor, modal ventura serta CSR perusahaan untuk mendorong produksi masal. Target produksi sekitar 1.000 unit per bulan.

Untuk menyerap produk yang dihasilkan, perusahaan akan melakukan edukasi dan penyerapan teknologi ini di dunia pendidikan dan profesional. Dengan produksi masal diharapkan di tahun mendatang harga bisa turun di sekitar Rp4 jutaan bahkan lebih rendah. Harga 3D printer saat ini berkisar antara Rp10 juta sampai Rp40 jutaan.

Lebih lanjut Sugianto mengatakan bahwa para siswa atau pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka akan familiar dengan industri 4.0. Bisa kita bayangkan, lanjutnya, mereka belajar mendesain mainan sendiri, atau pra karya, kemudian langsung di print menggunakan 3D printer yang akan menghasilkan desainnya dalam bentuk tiga  dimensi. Ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil.

“Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya,” ungkap Sugianto. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: