Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Jokowi Terpilih Pelajaran Agama Dihapus, Itu Hoax

Jika Jokowi Terpilih Pelajaran Agama Dihapus, Itu Hoax Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu pemerintah bakal menghapus pelajaran agama di sekolah yang dikampanyekan oleh seorang ibu di Makassar, Sulawesi Selatan mendadak viral. Pasalnya, jika Joko Widodo (Jokowi) terpilih kembali maka, pelajaran agama dihapus dan pesantren diganti.

Namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menegaskan hal itu merupakan kabar bohong (hoax).

"Tidak benar itu. Nggak ada penghapusan. Oh, nggak ada, nggak mungkin itu," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Baca Juga: Ibu di Makassar Ini Kampanye Hitam, Sebut Jokowi Akan Hapus Pendidikan Agama hingga Ganti Pesantren

Bahkan, kata Muhadjir, pemerintah berencana menguatkan sistem sekolah pondok pesantren.

"Ada rencana membuat UU pondok pesantren. Berarti kan kuat," katanya.

Sebelumnya, beredar video, terlihat seorang ibu duduk di sebuah kursi dan sedang bertamu ke rumah penduduk. Dalam video itu, ibu tersebut mengajak pemilik rumah memilih pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Kalau kita pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati. Tapi besok lima tahun atau 10 tahun akan datang ini, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya," jelasnya.

Baca Juga: Polisi Buru Pelaku Kampanye Hitam atas Jokowi di Sulsel

"Itu kan salah satu programnya mereka. Yang pertama, pendidikan agama dihapus di sekolah sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren itu akan menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini," sambungnya.

Sebelum melanjutkan pembicaraannya, si pemilik rumah langsung memotong dan meminta izin ke luar rumah dengan alasan ada urusan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: