Sebaiknya Wasekjen MUI Minta Maaf ke Jokowi

Video ceramah Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustad Tengku Zulkarnain yang membahas mengenai Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) ramai dibahas. Namun  Ustad Tengku Zul mencabut pernyataan tersebut.

Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, mengatakan pihaknya menerima saja permintaan maaf Ustad Zul tersebut. Hanya saja, ia berharap Zul dapat minta maaf langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ustad @ustadtengkuzul sy secara pribadi memaafkan. Tapi akibat pernyataan Ustadz, banyak orang yang percaya atas pernyataan itu sehingga mrk memfitnah Pak @jokowi dgn isu2 yg tidak benar. Bukan hanya melalui twitter tp ceramah juga di masjid2 itu! Minta maaf ke Pak Jokowi!!!! https://t.co/zPczRn1fxt

— Ace Hasan Syadzily (@acehasan76) 12 Maret 2019

Baca Juga: Wasekjen MUI Minta Maaf, Ini Sebabnya

"Ustad @ustadtengkuzul sy secara pribadi memaafkan. Tapi akibat pernyataan Ustadz, banyak orang yang percaya atas pernyataan itu sehingga mrk memfitnah Pak @jokowi dgn isu2 yg tidak benar. Bukan hanya melalui twitter tp ceramah juga di masjid2 itu! Minta maaf ke Pak Jokowi!!!!Ace Hasan Syadzily added," cuit Ace di akunnya, Selasa (12/3/2019).

Ace menegaskan, ceramah Ustad Zul itu bisa menjadi sumber hoax dan berita bohong. Lebih dari itu, pernyataan tersebut sangat menyesatkan.

Baca Juga: PSI Kritisi Parpol Pro Jokowi, Tanggapan NasDem Bikin 'Adem'

"Dalam ceramahnya, Tengku Zulkarnain menyampaikan bahwa dalam RUU disebutkan anak-anak remaja yang melakukan hubungan intim disediakan alat kontrasepsinya oleh Pemerintah. Bahkan dengan berkelakar dia mengatakan bahwa kalau anak-anak mau berhubungan seksual bisa minta kondom ke Puskesmas," jelasnya.

"Pernyataan itu jelas sangat menyesatkan. Pertama, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual itu bukan usulan Pemerintah, tapi inisiatif DPR. Kedua, dari segi substansi RUU tersebut tidak ada sama sekali pasal yang menyatakan Pemerintah akan menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja atau pelajar," tutupnya.