Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Neraca Perdagangan Februari 2019 Berbalik Surplus

Neraca Perdagangan Februari 2019 Berbalik Surplus Pelindo II (Persero) atau IPC terus mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan melakukan modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan, sebagai upaya menekan biaya logistik di Tanah Air, | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sempat mengalami defisit di awal tahun, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 akhirnya mengalami surplus US$0,33 miliar. Adapun total ekspor Indonesia selama bulan lalu  sebesar US$12,53 miliar dan total impor sebesar US$12,20 miliar.

Menurut  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, surplus  Februari disebabkan peningkatan perdagangan sektor nonmigas sebesar US$0,79 miliar. Pada bulan yang sama neraca perdagangan sektor migas justru mengalami defisit sebesar US$0,46 miliar.

“Surplus  neraca perdagangan Februari 2019 lebih disebabkan defisit migas meskipun nonmigas mengalami surplus,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Baca Juga: Defisit Neraca Dagang Januari 2019 Terbesar Sejak 2014

Untuk nilai ekspor Februari 2019 sebesar US$ 12,53 miliar atau mengalami penurunan sebesar 10,03%  dibandingkan ekspor Januari  2019 yang sebesar US$13,87 miliar. Demikian juga bila dibanding dengan Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 11,33%  atau  US$14,10 miliar.

“Dilihat dari dari polanya,  bulan Februari selalu mengalami penurunan dibandingkan Januari. Hal ini disebabkan jumlah hari di Februari lebih pendek di bandingkan Januari,” ujar dia.

Penurunan ekspor Februari 2019 terhadap Januari 2019  disebabkan oleh menurunnya ekspor baik migas  dan non migas masing-masing sebesar 29,30% dan 0,38%.

“Penurunan ekspor non migas didorong penurunan ekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati dan bijih kerak dan abu logam,” paparnya.

Sementara itu, nilai impor nasional pada Februari 2019 sebesar US$12,2 miliar atau turun 18,61 % dibanding impor pada Januari 2019 sebesar US$15,03 miliar. Demikian juga  jika dibandingkan Februari  2018 mengalami penurunan 13,98% atau sebesar US$14,21 miliar.

“Penurunan impor tersebut disebabkan turunnya nilai impor migas sebesar 6,28% dan impor non migas 20,14%,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: