Bank Indonesia (BI) meyakini stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Hal ini didasari ketidakpastian global yang mulai mereda tahun ini. Selama sepekan ini, nilai tukar rupiah berhasil menguat 0,67%, meskipun pada penutupan pasar spot Jumat (22/3/2019) kemarin, sempat terkoreksi 0,18% menjadi Rp 14.160 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah, menjelaskan bahwa koreksi tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat nilai tukar rupiah ditentukan oleh supply dan demand sehingga sudah pasti mengalami fluktuasi. Namun, ia menekankan, pada tahun 2019 ini secara fundamental, stabilitas nilai tukar rupiah lebih baik dari sebelumnya.
Baca Juga: Yes! Cuma Rupiah yang Bisa Bikin Dolar AS KO
"Kurs jangan dilihat dari hari ke hari karena ditentukan supply-demand. Jadi bisa saja tiga hari menguat, satu hari melemah. Itu sebuah koreksi yang sehat. Tapi secara fundamental stabilitas di 2019 lebih baik," jelasnya dalam pelatihan wartawan di Yogyakarta, Sabtu (23/03/2019).
Selain faktor ketidakpastian global yang mulai berkurang, Nanang menuturkan, terjaganya stabilitas nilai tukar juga didorong oleh intervensi BI di pasar spot. Bahkan menurut Nanang, intervensi pasar spot pada tahun ini semakin lengkap karena BI menggunakan instrumen DNDF (domestic non-deliverable forward)
Baca Juga: BI: The Fed Untungkan Rupiah
"Instrumen DNDF memang masih perlu upaya pendalaman, pengembangan, tapi sangat membantu dalam mendukung kestabilan nilai tukar rupiah karena yang selama ini kurs spot dalam negeri banyak dipengaruhi kurs NDF di offshore, setidaknya dengan operasi moneter DNDF di BI, melalui lelang pukul 08.30 WIB dengan kurs yang fix, kemudian dilanjutkan supply ke market sampai closing di pukul 16.00 WIB, itu menyebabkan kurs DNDF kita menjadi diacu oleh kurs NDF offshore, sehingga dampaknya terhadap spot tidak terlalu besar lagi," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Nanang juga menjelaskan, jika nilai tukar rupiah menguat, Bank Indonesia akan membiarkannya berjalan sesuai mekanisme pasar. Pasalnya, nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue.
Baca Juga: Tuh Kan! Lima Hari Tertekan, Dolar AS Balas Dendam ke Rupiah!
"Jadi bagi BI yang penting stabilitasnya, bahwa misalnya rupiah akan menguat, BI tentunya akan membiarkan sesuai mekanisme pasar rupiah bisa menguat, karena sebagaimana disebutkan berkali-kali rupiah masih undervalue. Jadi BI akan memberikan ruang kalau rupiah menguat akan dibiarkan menguat," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: