Investasi AI di Perusahaan Anda Belum Membuahkan Hasil? Sabar, AI Permainan Jangka Panjang!
Dewasa ini, penggunaaan artificial intelligence (AI) oleh berbagai perusahaan di Indonesia masih banyak diwarnai dengan sentimen skeptis lantaran AI belum dianggap benar-benar memberikan imbal hasil atau return on investment (RoI) yang baik dan relatif cepat. Salah seorang data scientist senior Go-Jek bahkan mengakui, meski sering menemukan banyak problem yang nampaknya besar dan menggunakan AI untuk memecahkannya, nyatanya AI tidak terlalu berdampak terhadap bisnis perusahaan.
Head of Operation IDC Indonesia, Mevira Munindra menyatakan, AI adalah investasi jangka panjang dan terus berevolusi. Karenanya, keuntungan yang didapat tidak bisa dilihat dalam 1-2 tahun ke depan, melainkan di atas empat tahun. Menurut dia, RoI atas imbal hasil dari jutaan dolar yang perusahaan habiskan baru akan muncul ketika skala ekonominya tercapai, 4-5 tahun berikutnya. IDC Indonesia merekomendasikan strategi investasi AI jangka panjang, tidak hanya oleh satu unit atau fungsi bisnis, tapi strategi secara enterprise.
Baca Juga: 14% Perusahaan Indonesia Gunakan AI Sebagai Core Business Strategy
"Para pengambil keputusan di organisasi harus menjadikan AI sebagai bagian inti dari strategi mereka dan mengembangkan budaya yang tangkas dalam mempelajari hal baru. Selain itu, alokasi investasi ke teknologi transformatif ini diperlukan untuk kesuksesan jangka panjang, walaupun terkadang keuntungan tidak dapat terjadi dalam masa singkat," kata dia kepada Warta Ekonomi belum lama ini.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee menambahkan, implementasi AI sendiri masih dalam tahap awal. Namun, semakin lama ia digunakan, maka RoI akan mengikuti. Masalahnya, AI kerap kali diimplemetasikan di bagian kecil dari organisai, bukan di organisasi keseluruhan sehingga imbal hasilnya jarang terlihat. Pada dasarnya, semua aktivitas ekonomi dan bisnis yang belum mengimplementasikan AI berpotensi kehilangan manfaat kompetitif yang dicapai oleh mereka yang sadar akan peran penting AI.
"AI adalah teknologi yang secara signifikan dapat mempercepat transformasi bisnis, memungkinkan inovasi, mendorong produktivitas karyawan, dan memastikan pertumbuhan lebih lanjut dari sebuah negara," kata dia.
Baca Juga: Ini Alasan Pengembangan AI di Indonesia Belum Maksimal
Saat ini, Microsoft Indonesia berkolaborasi dengan beberapa mitra seperti Ernst & Young untuk mendorong transformasi digital melalui adopsi-adopsi teknologi data dan analitik, khususnya di bidang agrikultur agar tercipta inovasi dan produktivitas para pelaku usaha.
Microsoft juga konsisten mengadakan pertemuan-pertemuan yang menjembatani pelaku usaha dengan individual untuk bertukar ide mengenai langkah strategis untuk meningkatkan ekonomi Indonesia, seperti Microsoft Innovation Summit yang diselenggarakan secara bersamaan dengan media briefing. Pada Microsoft Innovation Summit ini, Microsoft turut didukung oleh pelaku industri di bidang transformasi digital, seperti dari Avnos, Plantronics, Polycom, Telkomtelstra, Hypernet, dan VibiCloud.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti