Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi ekonomi global yang diproyeksikan stagnan atau menurun menguntungkan Indonesia sebagai negara berkembang.
Sebagaimana diketahui, International Monetary Funds (IMF) telah memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian global, terutama didorong oleh penurunan pertumbuhan di advanced economies (AE) atau negara ekonomi maju.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK Anto Prabowo mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan itu, kebijakan moneter global akan lebih akomodatif, seperti yang disampaikan The Fed maupun European Central Bank (ECB) mereafirmasi tidak akan menaikkan suku bunga kebijakannya pada 2019 ini.
Baca Juga: Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2%
"Pelonggaran kebijakan moneter di AE turut mendorong meningkatnya likuiditas ke emerging markets (EM), terlebih secara relatif pertumbuhan EM lebih kuat. IMF meningkatkan proyeksi pertumbuhan Indonesia di 2019 dari 5,12% menjadi 5,24%," ujar Anto di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Akibat dari kondisi dan sentimen tersebut, pasar keuangan domestik di kuartal I 2019 terpantau menguat. IHSG meningkat sebesar 4,43% qtq dengan investor nonresiden membukukan nett buy sebesar Rp12,1 triliun. Secara sektoral, kontributor terbesar kenaikan IHSG berasal dari sektor keuangan, infrastruktur, dan perdagangan.
"Penguatan juga terjadi di pasar obligasi. Yield di pasar SBN turun di semua tenor secara rata-rata sebesar 38 bps, dengan investor nonresiden membukukan nett buy sebesar Rp73,9 triliun," tukasnya.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6% Asal...
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: