Pengemudi Uber dan Lyft di beberapa kota sedang melakukan mogok kerja sejak Rabu (8/5/2019), beberapa di antaranya telah tidur di mobil mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pemogokan terjadi menjelang penawaran umum perdana (IPO) Uber, yang menurut salah satu pemimpin serikat berjanji untuk menjadi pesta keserakahan.
Melansir dari The Guardian (9/5/2019), beberapa pengemudi telah tidur di dalam mobil mereka di sekitar San Fransisco.
Baca Juga: Uber IPO, Jeff Bezos Makin Tajir Ndro!
"Pengemudi adalah sumber utama keuntungan bagi perusahaan-perusahaan ini," salah satu pengemudi, bernama Sultan Arifi, mengatakan kepada The Guardian, “mereka tidak kehilangan uang, kami kehilangan uang. Kami kehilangan waktu—bekerja sampai larut malam, tidur di tempat-tempat seperti ini, karena Anda harus, Anda harus melakukannya untuk menghasilkan uang."
Inti dari pemogokan kerja ini adalah permintaan untuk pembayaran yang lebih baik, khususnya terkait dengan seberapa besar potongan yang diambil Uber dan Lyft dari setiap tarif. Dalam pengajuan keuangan Uber menjelang penawaran umum perdana itu mengungkapkan bahwa tingkat pengambilan rata-rata meningkat menjadi 21,7% pada 2018 dari 20,5% pada 2017.
Baca Juga: Habis IPO, Profitabilitas Lyft Malah Loyo
Pasalnya, dalam beberapa kasus, pengemudi hanya menerima 30% dari ongkos perjalanan. "Setiap minggu saya harus melakukan lebih banyak perjalanan untuk menutupi biaya saya," kata seorang pengemudi bernama Mohammad Sadiq Safi.
Terkait pemrotesan ini, pihak Uber belum juga bisa dihubungi. Namun, mengutip dari sumber yang sama, Uber mengatakan akan terus bekerja dengan pengemudi untuk meningkatkan kondisi kerja mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: