Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Retained Earnings?

Apa Itu Retained Earnings? Kredit Foto: Unsplash/Sharon Mccutcheo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Istilah laba ditahan atau retained earnings familier dalam dunia bisnis. Secara sederhana, laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Dengan begitu, laba ditahan dapat dikatakan sebagai sisa laba bersih yang telah dikurangi dividen.

Formula dari laba ditahan yaitu, RE = (Laba ditahan periode awal + laba bersih) – (dividen tunai + dividen saham)

Baca Juga: Apa Itu Dividen?

Sebagai bagian dari laba bersih, informasi besaran laba ditahan dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan, khususnya pada pos laba rugi. Porsi untuk laba bergantung pada kalkulasi yang dilakukan perusahaan dalam membagi antara keuntungan yang akan dibagi ke pemgang saham (dividen) dan keuntungan yang disimpan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

Penggunaan Laba Ditahan

Pada umumnya, perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk keperluan investasi. Misalnya, untuk membiayai proyek penelitian dan pengembangan, pembelian peralatan tambahan, atau dapat juga untuk melunasi sebagian utang perusahaan.

Baca Juga: Apa Itu Internal Financing?

Selain itu, laba ditahan juga sangat mungkin digunakan untuk membiayai ekspansi bisnis, seperti memperluas jangkauan bisnis yang ada, meningkatkan kapasitas produksi, juga untuk meluncurkan produk baru dari perusahaan tersebut.

Bahkan, tak jarang perusahaan memanfaatkan laba ditahan untuk melakukan aksi akuisisi dan merger dengan perusahaan lain dengan tujuan meningkatkan prospek bisnis.

Jika ini yang dipilih, umunya perusahaan akan memberi porsi laba ditahan yang lebih besar daripada jumlah dividen yang akan dibagikan. Tentu saja, hal itu dilakukan dengan persetujuan pemegang saham.

Baca Juga: Apa Itu External Financing?

Perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis mungkin akan memilih untuk tidak membayar dividen atau tetap membayar namun dengan jumlah yang kecil. Adapun nantinya seluruh laba bersih yang didapat perusahaan akan menjadi laba ditahan.

Hal itu dianggap wajar apabila perusahaan mempunyai proyek dengan pertumbuhan yang tinggi di kemudian hari. Dengan begitu, dalam jangka panjang, perusahaan dapat memberi pengembalian yang lebih besar daripada dividen yang diterima saat ini.

Pendapatan vs Laba Ditahan

Tahukah Anda, pendapatan dan laba ditahan merupakan dua indikator yang digunakan investor untuk menilai apakah perusahaan tersebut mempunyai keuangan sehat atau tidak? Meskipun begitu, ada perbedaan lho di antara keduanya dalam memberi gambaran keuangan perusahaan.

Pendapatan umumnya ditampilkan pada bagian teratas dari laporan kinerja keuangan. Hal ini menjadi sorotan bagi investor untuk melihat apakah perusahaan ini mengalami pertumbuhan atau tidak.

Baca Juga: Apa Itu Debt Financing?

Baca Juga: Apa Itu Equity Financing?

Namun, yang perlu ditekankah adalah, pos pendapatan tersebut merupaka akumulasi dari sleuruh pendapatan yang belum dikurangi oleh biaya operasional dan biaya overhead. Pendapatan bertumbuh, belum tentu perolehan laba ikut bertumbuh, begitu pun sebaliknya.

Sementara itu, laba ditahan menggambarkan bagaimana perusahaan mempunyai kesiapan dana untuk bisnisnya di masa depan. Oleh karena itu, laba ditahan dianggap menjadi bagian dari dana cadangan perusahaan. Semakin besar jumlah laba ditahan yang dimiliki, semakin sehat pula perusahaan tersebut dari segi keuangan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: