Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulai Minggu Depan, Indonesia Setop Impor Avtur dan Solar

Mulai Minggu Depan, Indonesia Setop Impor Avtur dan Solar Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor avtur dan solar mulai minggu depan. Hal tersebut dilakukan karena salah satu penyebab tingginya defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I 2019 adalah impor migas.

"Mulai bulan depan, migas terutama avtur dan solar, kita tidak akan impor. Kita mau pakai produk kita di dalam dan diolah di sini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Menurut Darmin, upaya ini dilakukan sejalan dengan kebijakan lain untuk meningkatkan ekspor nonmigas yang selama ini belum sepenuhnya membantu penguatan neraca perdagangan.

"Pertamina sepertinya sudah bisa mengolah crude oil menjadi avtur dan solar sesuai kebutuhan dalam negeri dari segi jumlah maupun kualitas. Ini akan menolong transaksi berjalan, di samping upaya-upaya mendorong ekspor. Jadi oke memburuk sedikit triwulan I, tapi triwulan berikutnya tidak," ujar Darmin.

Baca Juga: Tekan Impor BBM, Pemerintah Masih Kembangkan B100

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I 2019 sebesar US$7,0 miliar atau 2,6% dari PDB.

Defisit ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya US$9,2 miliar atau 3,6% terhadap PDB, namun lebih tinggi dari periode sama tahun 2018 sebesar US$5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.

Neraca transaksi berjalan ini dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor, sejalan dengan pengendalian impor yang dilakukan pemerintah kepada komoditas tertentu.

Transaksi modal dan finansial yang mengalami surplus pada triwulan I 2019 sebesar US$10,1 miliar ikut membantu menekan tingginya defisit neraca transaksi berjalan.

Surplus transaksi modal dan finansial ini didukung oleh masuknya aliran modal asing ke investasi langsung maupun portofolio karena persepsi positif investor kepada perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Pengurangan Impor Berhasil Turunkan Defisit Transaksi Berjalan

Meski demikian, neraca jasa masih mengalami defisit karena adanya penurunan surplus jasa perjalanan seiring dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang menurun sesuai pola musiman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: