Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa 'Buto Ijo' di Lingkaran Jokowi dan SBY?

Siapa 'Buto Ijo' di Lingkaran Jokowi dan SBY? Kredit Foto: Antara/Biropers Setpres-Laily Rachev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono meyakini Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tidak akan menerima Partai Demokrat masuk ke dalam koalisinya. Arief pun menyinggung adanya "buto ijo".

Arief mulanya mengatakan Demokrat selalu menampilkan sikap cari selamat sendiri seperti undur-undur. Bila Demokrat "menyebrang" dari Koalisi Adil Makmur ke koalisi pemerintah, Arief yakin partai berlogo bintang mercy itu tidak akan diterima.

Musababnya, kata Arief, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki masalah di masa lalu dengan Megawati. Pasalnya, pada 2004, SBY disebut menelikung Megawati hingga menghancurkan PDIP.

 Baca Juga: Ogah Minta Maaf, Sekarang Arief Poyuono Serang Anak SBY

Dari kejadian masa lalu itu, Arief meyakini tak mudah bagi Megawati untuk menerima Demokrat bersama-sama dalam satu gerbong koalisi. Megawati dianggap Arief sebagai sosok yang teguh dengan pendirian politiknya. Apalagi, ketika SBY berkuasa dua periode, PDIP berada di barisan oposisi sekalipun sampai "gepeng."

Arief menuturkan, ketika rezim SBY berkuasa, PDIP dengan Gerindra akan menjadi koalisi nasional dalam membangun bangsa. Namun, itu semua dikacaukan oleh pihak yang disebut Arief sebagai "buto ijo." Buto ijo itu disebut ada di sekitaran Jokowi dan masih memiliki chemistry dengan kubu SBY atau Demokrat.

"Dan sebenarnya sejak rezim SBY, PDI Perjuangan dan Gerindra itu akan jadi koalisi nasional yang sangat kuat untuk membangun negara dan bangsa cuma gara-gara buto ijo-buto ijo yang bikin ngaco terus di sekitaran Kangmas Joko Widodo," ujar Arief kepada Okezone, Selasa (14/5/2019).

Baca Juga: Sebut Pemerintah Cuma Fokus Pemilu, Gerindra: Dolar Siap Meroket ke Rp15 ribu

Saat didesak soal "buto ijo" yang dimaksud, Arief hanya menjelaskan bahwa "buto ijo" itu ada di sekitar Jokowi dan masih satu chemistry dengan "buto ijo" yang ada di kubu SBY atau Demokrat. Ia hanya memberi sinyal kalau "buto ijo" itu tokoh yang tidak punya partai politik.

"Ya itulah "buto ijo" itu tokoh yang enggak punya lartai tapi ada di sekitaran Kangmas Joko Widodo dan masih satu chemistry sama "buto ijo" yang ada di Cikeas," katanya.

Megawati, sambung Arief, justru lebih bisa berkomunikasi dengan Ketua Umum Gerindra sekaligus capres 02 Prabowo Subianto, ketimbang dengan SBY. Apalagi, Megawati belum pernah menyatakan di depan umum bahwa SBY adalah sahabatnya. Namun, Megawati pernah mengatakan bersahabat dengan Prabowo.

Atas dasar itulah, Arief berkeyakinan bahwa Demokrat tak akan mulus diterima bergabung dengan koalisi pemerintah apabila angkat kaki dari Koalisi Adil Makmur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: