VIVA – Polisi dan TNI menggagalkan keberangkatan massa aksi 22 Mei 2019 ke Jakarta di Jembatan Suramadu dan Tol Madiun, Jawa Timur, dalam operasi yang digelar pada Selasa dini hari, 21 Mei 2019. Mereka semua diarahkan polisi untuk kembali ke daerah masing-masing.
Di Jembatan Suramadu, penyekatan dilakukan oleh aparat dari Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan polres-polres di Pulau Madura. Operasi dilakukan sejak Senin malam, 20 Mei 2019, hingga Selasa dini hari, setelah beredar kabar blokade Jembatan Suramadu di media sosial.
Hasilnya, sebanyak dua bus dan delapan mobil Elf, delapan mobil Avanza, dan beberapa mobil lainnya yang dihentikan dan diperiksa. Penumpang rangkaian kendaraan itu diduga kuat akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi 22 Mei.
“Kami pulangkan lagi ke Madura,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Di hari yang sama, aparat Polres Madiun juga melakukan penyekatan di Tol Madiun. Hasilnya, dua bus berisi massa yang akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi 22 Mei disetop dan digagalkan berangkat. “Diamankan (di Tol Madiun) jam dua pagi,” kata Kepala Polres Madiun Ajun Komisaris Besar Polisi Ruruh Wicaksono dikonfirmasi VIVA.
Setelah diketahui bahwa dua bus itu merupakan rombongan massa aksi 22 Mei, polisi menggiring mereka ke markas polres setempat dan dilakukan pemeriksaan. “Dilakukan pemeriksaan sampai jam dua belas siang tadi, sudah selesai dan kami arahkan untuk kembali ke Surabaya,” ujar Ruruh.
Mantan kepala Subdirektorat di Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim itu mengatakan, mereka yang ditahan keberangkatannya berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur. Ada dari Madura, Kediri, dan lainnya.
Mereka hendak berangkat ke Jakarta dengan titik kumpul di Surabaya menggunakan bus pariwisata. “Semuanya dua bus, ada yang berisi 50 orang, satunya berisi 37 orang. Semuanya 87 orang,” kata Ruruh.
Polda Jatim dan polres jajaran akan melakukan operasi dan sweeping di sejumlah titik jalan menuju arah Jakarta, terminal bus, dan stasiun kereta api hingga selesainya aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat oleh kelompok tertentu. Aksi itu sebagai respons ketidakpuasan atas pelaksanaan Pemilu 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: