Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! 33% Mantan Karyawan Masih Akses Data Perusahaan

Gawat! 33% Mantan Karyawan Masih Akses Data Perusahaan Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah riset dari Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa sebanyak 33% mantan karyawan masih memiliki akses pada fail dan dokumen perusahaan, tempat dulu ia bekerja. Risikonya, data dan aset perusahaan tersebut bisa disalahgunakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Penyalahgunaan bisa terjadi karena mantan karyawan masih terhubung pada layanan surel, aplikasi pesan hingga dokumen Google perusahaan. Mereka bisa saja menggunakan data tersebut untuk tujuan pribadi di tempat kerja barunya, atau bahkan tidak sengaja menghapus atau merusah data tersebut.

Menurut Sergey Martsynkyan, Head of B2B Product Marketing di Kaspersky Lab, bagi bisnis, terutama perusahaan kecil yang aktif dan dalam proses menuju efisien dan kompetitif, situasi tersebut tentu sangat tidak diinginkan karena menguras waktu dan energi, yang seharusnya bisa digunakan untuk mencapai tujuan bisnis.

Baca Juga: Hindari Dampak Burn Out dalam Membangun Bisnis dengan 5 Tips Ini

"Fail digital yang berantakan dan akses data tidak terkontrol terkadang dapat menyebabkan pelanggaran dan insiden dalam dunia siber, dalam banyak kasus, kemungkinan akan mengakibatkan gangguan dalam pekerjaan di perusahaan, waktu terbuang dan energi terkuras sia-sia akibat memulihkan fail yang hilang," jelas dia melalui siaran berita.

Situasi seperti ini tentu sangat mengkhawatirkan. Pasalnya jika aset-aset seperti kekayaan intelektual, data komersial dan segala jenis rahasia yang harus dilindungi lainnya hilang, pelaku kejahatan atau kompetitor bisa menggunakannya untuk meraup keuntungan.

Di antara responden yang disurvei oleh Kaspersky Lab, 72% mengaku bekerja dengan dokumen yang berisi berbagai jenis data sensitif.

"Kehati-hatian dalam mengelola hak akses serta menggunakan solusi keamanan bukan hanya untuk melindungi diri dari ancaman siber. Ini adalah jaminan bekerja secara efektif tanpa gangguan," kata Martsynkyan menegaskan.

Untuk mencegah terjadinya situasi di atas, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan:

• Susun kebijakan akses untuk aset perusahaan, termasuk kotak email, folder bersama, dokumen online (semua hak akses yang harus segera ditarik setelah karyawan keluar dari perusahaan).

• Secara teratur ingatkan staf tentang peraturan keamanan siber perusahaan sehingga mereka dapat memahami apa yang diharapkan dan mengubahnya menjadi kebiasaan.

Baca Juga: 2018, 22 Juta Lebih Data Hilang Akibat Kejahatan Siber

• Gunakan enkripsi untuk melindungi data perusahaan yang tersimpan dalam perangkat. Cadangkan data untuk memastikan informasi aman dan dapat diambil kembali, seandainya terjadi kemungkinan buruk.

• Tumbuhkan kebiasaan penerapan kata sandi yang baik di antara karyawan, seperti tidak menggunakan rincian pribadi atau membaginya dengan siapa pun baik di dalam atau di luar perusahaan. Fungsi pengelola kata sandi dalam produk solusi keamanan dapat menjaga keamanan kata sandi dan data rahasia Anda.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: