Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Regulasi Restriktif dan Mahal, Investor Ogah Lirik Indonesia

Gara-gara Regulasi Restriktif dan Mahal, Investor Ogah Lirik Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, isu regulasi dan kelembagaan menjadi salah satu hal yang paling penting untuk dibenahi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bambang mengatakan, regulasi di Indonesia sering kali masih restriktif dan sangat mahal. Kondisi ini membuat investor enggan berinvestasi.

"Belum lagi masalah korupsi dan tidak efektifnya birokrasi, serta risiko yang harus dihadapi sektor swasta karena kebijakan yang tidak pasti akibat kurangnya koordinasi di pemerintahan. Ini harus diatasi dengan segera dan serius agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih melesat," ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/5/2019).

Karenanya, sejumlah kebijakan telah disiapkan agar transformasi struktural dapat berjalan dengan baik dan memiliki dampak yang signifikan. Pertama, memperbaiki regulasi dan kelembagaan dengan memastikan setiap institusi memiliki fungsi yang jelas dengan kebijakan yang tidak tumpang-tindih dan koordinasi yang efektif.

Baca Juga: Ke Rusia, Menteri Bambang Genjot Potensi Investasi EBT Hingga Kedirgantaraan

Kedua, melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan mendorong perluasan internet dan konektivitas jalan sehingga memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi agar menjadi inklusif. Ketiga, memperbaiki kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi, utamanya dengan memperbaiki kualitas tenaga kerja, mengembangkan pelatihan vokasi hingga mengembangkan skema untuk meningkatkan peran riset dan penelitian.

Langkah lain, sambungnya, pemerintah mengembangkan skema pembiayaan alternatif seperti kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah (PINA) sebagai solusi alternatif untuk mengatasi terbatasnya penerimaan negara dari pajak. Berikunya, memperbaiki kualitas sumber daya manusia, terutama dalam peningkatan kesehatan dan pendidikan.

"Di masa depan, Indonesia membutuhkan reformasi kurikulum dan inovasi metode pembelajaran sebagai senjata pamungkas untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kebijakan di sektor kesehatan akan difokuskan untuk kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia," ujarnya.

Ia mengatakan, meski harus menghadapi berbagai tantangan global dan domestik beberapa tahun belakangan, ekonomi Indonesia dapat bertahan menguat.

Baca Juga: Aksi 22 Mei Rusuh Buat Investor Ogah Investasi

"Beberapa tahun belakangan, pertumbuhan ekonomi sempat jatuh dibandingkan dengan 2011, namun sejak 2015 mampu kembali menguat dan terus terakselerasi. Pertumbuhan ekonomi yang menguat didorong stabilnya konsumsi rumah tangga dan tingginya pertumbuhan investasi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh stabil di sekitar 5% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara investasi tumbuh lebih tinggi di angka 5,4% per tahun," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: