Perang Dagang AS-China Akan Turunkan PDB Global US$600 Miliar
Perang dangan AS dengan China tampaknya bukan hanya perkaran kedua raksasa ekonomi tersebut, tapi juga akan berdampak terhadap pelambatan ekonomi global. Menurut Bloomberg, sebesar US$600 miliar PDB global akan terhapus akibat ulah kedua negara ini.
Dikutip dari laman rt.com, ketidakpastian dari perang ini juga menimbulkan tanda tanya. Bayangkan saja, selama dua minggu ke dua belah pihak seakan-akan hendak berdamai. Eh, setelah 2 minggu, perang dagang malah makin memanas setelah Donald Trump memasukan Huawei ke dalam “daftar hitam” perusahaan-perusahaan yang dilarang berbisnis dengan AS.
Sialnya lagi, Trump juga mengajak sekutunya untuk ikut memboikot Huawei agar tidak memakai jaringan 5G milik Huawei. Alhasil perusahaan-perusahaan Inggris mulai ikut irama gendang Trump. Bahkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan juga mulai dituntut hal yang sama.
Baca Juga: Ikuti Putusan Donald Trump, Google Cabut Lisensi Android Huawei
Setelah kejadian ini tampaknya perang akan semakin sengit. Pengenaaan tarif terhadap ekspor masing negara bisa tambah diperluas, yang dampaknya akan menurunkan pasar. Ekonom Bloomberg Dan Hanson dan Tom Orlik mengatakan bahwa, scenario ini akan mencampai impaknya pada 2021 dimana PDB akan menurun US$600 miliar.
Padahal, tanpa perang dagang pun, outpu China dan AS akan turun masing-masing 0,5 persen dan 0,2 persen. Sementara output global akan turun sekitar 0,3 persen dalam dua tahun.
Sekarang kedua belah tampaknya masih ngotot dengan posisinya masing-masing, merasa akan menang. Donald Trump, misalnya, berkali-kali mengatakan bahwa AS berada “dalam posisi yang sangat baik” terhadap China. Sementara China mengatakan bahwa pihaknya memegang kartu Trump dan mengatakan tidak ingin berkompromi tentang hal ini.
Baca Juga: Perang Dagang AS-China: Membeli Produk AS Bisa Dianggap Anti-Patriotik (2)
Fokus peperang kemungkinan besar akan terjadi adu tarif bilateral. Menurut hitung-hitungan Bloomberg, setiap tarif dinaikan 25%, output global akan turun 0,5 persen. Pada saat yang sama output AS dan China akan turun masing-masing 0,5 persen dan 0,8 persen.
Pasar finansial, yang sudah sensitive terhadap perang dagang AS-China, diperkirakan akan turun sampai 10 persen untuk pasar ekuitas. Hal ini ujung-ujungnya bisa menghantam konsumsi dan investasi, setiap ada kenaikan tarif dari kedua belah pihak. Pada akhirnya akan terjadi penurun PDB sebesar 0,6 persen, sementara China dan AS masing-masing akan menderita penurunan 0,9 persen dan 0,7 persen.
Para analis memperkirakan perdagangan global akan jadi korban perang tarif. Moody’s mengatakan hal yang sama pada awal bulan ini. IMF juga mengatakan bahwa konsekuensi perang dagang bisa “menggoyang” pertumbuhan global tahun2019, menurunkan kepercayaan dan kenaikan harga bagi konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: