Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kini Naik Ojol Bisa Dapat Uang Kripto, Mau?

Kini Naik Ojol Bisa Dapat Uang Kripto, Mau? Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu pelaku utama bisnis pertukaran mata uang kripto (crypto exchange) global di Singapura, yaitu PT Maju Partners Indonesia atau Maju Exchange (MJex) baru saja mengumumkan ekspansinya ke pasar Indonesia. Aksi ekspansi tersebut diwujudkan dengan pelaksanaan Initial Coin Offering (ICO) tahap pertama pada 13 Mei 2019 dan ICO tahap dua pada 21 Mei 2019 lalu.

Dalam kedua acara tersebut, respon pasar Indonesia diklaim sangat bagus.

“Pada ICO tahap satu tercatat 30.000.000 koin IDLV yang kami tawarkan sold out dalam waktu 15 menit. Lalu di ICO kedua 30.000.000 koin lagi juga ludes hanya dalam waktu 18 menit. Kami sangat mengapresiasi respon yang sangat luar biasa ini,” ujar CEO MJex, John Yu, dalam keterangan resminya kepada media, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Fintech vs Kripto, Regulasi Pemerintah dalam Menumbuhkan Industri Digital

Koin IDLV sendiri, menrut John, merupakan uang kripto yang menunjukkan keanggotaan pemegangnya dalam ekosistem yang telah dibangun oleh MJex. Koin IDLV memiliki banyak manfaat yang secara teknis menggabungkan teknologi blockchain yang sifatnya peer to peer (P2P) ke dalam ekosistem pasar online to offline (O2O) yang kini tengah berkembang pesat di Kawasan Asia. Tak terkecuali di Indonesia.

“Kami telah membuat berbagai aliansi strategis dengan para pemain O2O di sini (Indonesia) untuk terus mengembangkan bisnis IDLV ke depan. Salah satunya dengan Anterin, di mana pelanggan Anterin nantinya bakal mendapat reward koin IDLV yang dapat digunakan pada aplikasi Anterin,” tutur John.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) sekaligus salah satu founder Anterin, Imron Hamzah, konsep bisnisnya berbeda dengan konsep bisnis yang dijalankan Go-Jek dan Grab. Imron menyebut konsepnya dengan istilah transporting marketplace.

“Kita bisa lihat masalah utama di bisnis ojol (ojek online) selama ini adalah soal tarif. Ini sering kali dikeluhkan baik oleh driver maupun juga penumpangnya. Karena konsep kami adalah marketplace, maka sifatnya adalah mempertemukan dua pihak itu untuk menyepakati harga secara bersama-sama, jadi lebih fair,” ujar Imron, saat peluncuran aplikasi Anterin, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: