Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Tak Ada Beban, Jokowi Undang Kadin Minta Masukan untuk Periode Kedua

Sudah Tak Ada Beban, Jokowi Undang Kadin Minta Masukan untuk Periode Kedua Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengusaha nasional yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyampaikan tiga masukan kepada Presiden Joko Widodo untuk memimpin selama lima tahun ke depan. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan Jokowi yang digelar di Istana Merdeka.

Baca Juga: Bukan Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri, Jokowi Minta Masukan ke Hipmi dan Kadin

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, Jokowi akan mendorong secara penuh masalah ekonomi selama lima tahun ke depan karena menyebut sudah tidak ada beban. Tiga masukan dari Kadin ini menurut Rosan mampu mengurangi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) Indonesia.

Usulan pertama, soal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang saat ini kurang lebih berjumlah 3,6 juta orang dengan nilai remitansi atau transfer dana melalui para TKI kurang lebih baru mencapai US$11 miliar.

Hal ini jauh berbeda dengan tenaga kerja Filipina yang hanya sebanyak 3,5 juta orang namun remitansinya mencapai US$33 miliar.

"Kenapa itu bisa lebih tinggi? Masalahnya adalah kemampuan dari bahasa, dari nursing. Jadi itu bisa didorong dengan program vokasi yang juga sedang didorong pak Presiden ini. Itu kita bilangnya quick win," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 12 Juni 2019.

Rosan mencontohkan, jika mampu naik sebesar US$10 miliar tentunya akan mengurangi CAD Indonesia yang saat ini kurang lebih berjumlah US$30 miliar. Lalu usulan yang kedua adalah mendorong pariwisata.

Menurutnya jika dibandingkan dengan negara di ASEAN, Indonesia kurang lebih hampir 15,5 juta namun baru mampu mencatat devisa sebesar US$17 miliar. Sedangkan Thailand dengan wisatawan hampir 38 juta mampu mencatat devisa hingga US$62 miliar.

"Jadi average spending dan average tinggal juga lebih lama di Thailand," kata dia.

Lalu yang ketiga adalah mengenai industri tekstil yang karena perang dagang AS-China diprediksi bisa mendongkrak ekspor garmen Indonesia.

"Karena di tengah perang dagang ini justru tekstil kita, garmen kita, berdasarkan asosiasi dan juga dari pemain tekstil, mengalami pelonjakan 25-30 persen tahun ini. Bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu pada saat sekarang ini," jelas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: