Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Miliarder Pesaing Donald Trump di Pilpres AS 2020

Tiga Miliarder Pesaing Donald Trump di Pilpres AS 2020 Howard Schultz, mantan CEO Starbucks. | Kredit Foto: CNBC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masa jabatan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) akan segera berakhir pada 2020. Ia berencana akan kembali menjagokan diri dalam periode selanjutnya.

Namun, tentu itu bukan hal yang mudah bagi Trump. Pasalnya, selain karena berbagai kontroversi yang ia buat, nama-nama pesaingnya juga sudah bermunculan. Bukan orang sembarangan, para pesaing Trump juga memiliki potensi yang besar.

Baca Juga: Lapis Emas 24 Karat, Intip Rumah Megah Milik Donald Trump di New York City

Dari kalangan politisi, ada Tulsi Gabbard yang merupakan politisi Partai Republik, John K Delaney politisi Partai Demokrat, Elizabeth Warren yang merupakan Senator Massahchussetts dari Partai Demokrat.

Selain itu, Donald Trump juga memiliki pesaing yang berasal dari kalangan pengusaha sama seperti dirinya. Bahkan, harta pesaingnya ini bisa lebih besar darinya. Berikut nama miliarder tersebut:

Howard Schultz

Howard Schultz merupakan mantan dari CEO Starbucks. Ia memutuskan buat maju pada pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 menantang Donald Trump.

Berbanding terbalik dengan Trump, kehidupan Schultz sedari kecil tergolong sederhana. Ayahnya merupakan seorang veteran AS dan juga sopir truk.

Dikutip dari Forbes, bahkan Schultz merupakan satu-satunya di keluarganya yang bisa menyelesaikan pendidikan tinggi di Northen Michigan University. Buat biaya kuliahnya, ia tidak mengandalkan orang tua, karena Schultz berhasil masuk dan diterima kuliah berkat beasiswa olahraga, karena dia piawai bermain sepak bola.

Baca Juga: Bos Starbucks Enggan Disebut Miliarder, Katanya "Muak!"

Setelah lulus kuliah di jurusan komunikasi, Schultz mulai bekerja sebagai sales terlebih dahulu tahun 1979 di perusahaan kopi asal Swedia. Seiring majunya karier di bidang penjualan, Schultz pun pindah ke Starbucks pada tahun 1982 sebagai direktur marketing.

Di bawah komandonya, penjualan Starbuck pun melejit. Hingga akhirnya ia diangkat sebagai CEO Starbucks telah memiliki 15.000 toko yang tersebar di seluruh dunia. Kekayaan Schultz kini ditaksir mencapai US$3,4 miliar atau setara sekitar Rp47 triliunan. Total kekayaannya ini bahkan telah melampaui Donald Trump yang kini memiliki kekayaan sekitar US$3,1 miliar.

Cara Schultz agar masyarakat AS melihat kesungguhannya menjadi presiden, ia berencana untuk blusukan ke seluruh penjuru AS selama tiga bulan mendatang.

Michael Bloomberg

Michael Bloomberg merupakan mantan wali kota New York dari tahun 2002 sampai 2014, sekaligus pengusaha media. Bloomberg juga seorang politisi senior, dia pernah berada di Partai Demokrat dan Partai Republik.

Bloomberg datang dari keluarga imigran asal Rusia. Ayahnya seorang akuntan dan ibunya seorang sekretaris. Bloomberg menyelesaikan studi sarjana tekniknya di Johns Hopkins University pada tahun 1964 dan mampu mendapakan gelar master bisnis di Harvard University.

Dikutip dari Britannica, Bloomberg memulai karier kerjanya dari posisi junior di sebuah kantor manajemen investasi. Dalam waktu 15 tahun kariernya pun melejit dan langsung menempati level partner. Di tengah puncak kariernya tersebut, ia menyatakan mundur tahun 1981 dan membangun Bloomberg L.P. Kini Bloomberg L.P pun dikenal sebagai media massa yang berfokus pada topik finansial. Bloomberg kini telah mengepakkan sayap sebagai saluran radio bahkan televisi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Bloomberg Rilis Daftar 500 Orang Terkaya, Ada Nama Miliarder Indonesia, Urutan Berapa?

Berkat Bloomberg L.P, kekayaan Michael Bloomberg langsung melejit fantastis. Kekayaannya mencapai US$51,8 miliar, atau sekitar Rp719 triliunan. Bloomberg juga menempati posisi orang terkaya nomor 11 di dunia versi Forbes tahun 2018.

Tom Steyer

Selain Schultz dan Bloomberg, Tom Steyer juga digadang-gadang sebagai pesaing Donald Trump di 2020. Tom merupakan pengusaha sekaligus pendiri beberapa perusahaan manajemen investasi di Amerika Serikat, seperti Farallon Capital.

Tom juga dinilai memiliki masa pendidikan yang cemerlang. Dilansir dari TheFamousPeople, Tom lulus dengan predikat summa cumlaude di Yale University dengan jurusan ekonomi dan ilmu politik. Kemudian ia berhasil meraih gelar MBA di Stanford Business School pada tahun 1979.

Tom pun memulai kariernya di Morgan Stanley hingga akhirnya mendirikan Farallon Capital tahun 1986. Farallon Capital ini termasuk perusahaan manajemen investasi dan di sinilah pundi-pundi kekayaannya diraih. Kini kekayaannya tercatat sebesar US$1,6 miliar atau Rp22,5 triliunan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: