Gempa bumi berkekuatan 6,0 SR mengguncang kawasan Mamberamo Tengah, Papua, pada Senin (24/6/2019) pukul 08.05 WIB.
Andi Sandi dari Humanity Data Center-Disaster Management Institute of Indonesia (HDC-DMII) mengungkapkan, Papua memiliki banyak sesar aktif yang membuat wilayah tersebut sangat berpotensi terjadi gempa.
"Pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik memicu sesar aktif dan menimbulkan potensi gempa bumi," jelasnya di Jakata, Senin (1/7/2019).
Andi Sandi melanjutkan, terdapat tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Pasifik, terdapat juga desakan lempeng kecil Filipina yang menambah kompleksitas tektonik di wilayah Indonesia Timur. Fakta tersebut juga yang menyebabkan terbentuknya banyak pegunungan di Papua dan sekitarnya.
Baca Juga: Helikopter TNI yang Hilang di Papua Bawa 12 Orang
Andi juga menyebutkan secara tektonik, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks.
"Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Desakan lempeng kecil Filipina berdampak tumbukan itu menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan di Papua, yang salah satunya Sesar Mamberamo yang sedang aktif saat ini" ungkapnya.
Zona Sesar Mamberamo bagi kalangan para ahli kebumian juga populer disebut sebagai Sesar Anjak Mamberamo, Mamberamo Thrust, atau Maberamo Deformation Zone (DFZ). Wilayah Mamberamo ini memiliki sejarah gempa besar yang sudah berulang. Selain sesar Mamberamo, masih banyak sesar aktif di Papua seperti Sesar Ransiki, Sesar Sorong, Sesar Yapen, Lengguru Thrust, Sesar Tarera-Aiduna, dan Jayawijaya Main Thrust.
Baca Juga: Gempa 5,1 Guncang Sumba Timur
Dengan potensi bencana yang besar, masyarakat Papua diharapkan memiliki bekal dalam menangguangi bencana. Wahyu Novyan selaku Direktur Komunikasi DMII menerangkan bahwa tindakan antisipasi bencana di Papua yang paling diperlukan adalah terus meningkatkan kewaspadaan, seperti mengadakan mitigasi bencana secara berkala.
Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat lebih sadar terhadap pengurangan ancaman risiko bencana yang mungkin terjadi disekitar mereka. Mengedukasi diri sendri serta keluarga terkait dengan kesiapsiagaan bencana.
"Mulai dari menyiapkan sedini mungkin Tas Siaga Bencana (TSB) yang berisi semua barang kebutuhan pascabencana, mengingat gempa bisa kapan saja terjadi, dan berisiko menjatuhkan banyak korban tanpa bisa diprediksi. Dan jangan lupa untuk membuat dan menyepakati secara bersama-sama adanya jalur evakuasi ketika terjadi bencana,” imbau Wahyu Novyan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh