Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Rahmat Pribadi, terkait kasus dugaan suap jasa pelayaran antara PT Pilog dan PT Humpuss Transportasi Kimia.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, Rahmat akan dimintai keterangannya sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Indung, anak buah anggota DPR Bowo Sidik Pangarso di PT Inersia.
"Rahmat Pribadi dipanggil dalam kapasitas sebagai saksi," kata Febri pada Kamis, 4 Juli 2019.
Selain itu, KPK juga memanggil saksi-saksi lainnya, yakni Ade Shakti Dharmawanto, Akhmad Faruk Arahman dari unsur swasta, serta pegawai PT Humpuss Transportasi Kimia, Mashud Masdjito, dan staf marketing PT Humpuss, Benny Wiedhata.
"Mereka juga akan diperiksa selaku saksi untuk tersangka IND (Indung)," kata Febri.
Pada perkara ini, Bowo dan Indung diduga KPK menerima suap atas jasa kerja sama pelayaran antara PT Pilog dan PT Humpuss.
Adapun kasus gratifikasinya, Bowo diduga mendapatkan dari berbagai pihak. Dari pengurusan di BUMN, sampai soal Dana Alokasi Khusus di sejumlah daerah. Sejauh ini, KPK telah menyita sekira Rp8 miliar dari kantor PT Inersia milik Bowo Sidik.
Uang tersebut disita dalam amplop yang terdapat pada 84 kardus dan 2 box kontainer. Dalam amplop tersebut berisi uang pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu. Namun didominasi uang dalam pecahan Rp20 ribu. Penghitungan uang dalam amplop tersebut dilakukan sejak 29 Maret sampai dengan kemarin 10 Mei 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: