Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran Mau Berunding dengan AS, Tapi Ada Syaratnya

Iran Mau Berunding dengan AS, Tapi Ada Syaratnya FILE PHOTO: Sebuah gas suar pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush terlihat bersama bendera Iran di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005. | Kredit Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi mengatakan Teheran dan Washington dapat melakukan pembicaraan hanya jika Amerika Serikat (AS) mengakhiri sanksi dan otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memberikan persetujuannya. Pernyataan tersebut dilaporkan kantor berita negara IRNA pada Kamis (4/7/2019).

"Mengadakan pembicaraan dengan Amerika hanya dapat ditinjau oleh Iran jika (Presiden AS Donald Trump) mencabut sanksi dan pemimpin tertinggi kita memberikan izin untuk mengadakan pembicaraan seperti itu," kata Mahmoud Alavi, Rabu malam (3/7/2019).

"Orang Amerika takut dengan kekuatan militer Iran, itulah alasan di balik keputusan mereka untuk membatalkan keputusan menyerang Iran," ucap Alavi.

Baca Juga: China Tetap Nekat Impor Minyak Iran Walau Dilarang AS

Trump mengatakan bulan lalu bahwa ia telah membatalkan serangan militer terhadap Iran karena itu dapat menewaskan 150 orang, dan mengisyaratkan bahwa ia terbuka untuk berbicara dengan Teheran. Rencana serangan dilakukan untuk membalas serangan Iran atas pesawat tak berawak AS pada 20 Juni.

Teheran menyatakan pesawat pengintai ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara di wilayah udara Iran. Sementara, Washington mengatakan telah berada di wilayah udara internasional.

Ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington dari tahun lalu, ketika Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) antara Iran dan enam negara kekuatan dunia. AS kemudian menerapkan kembali sanksi yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Iran Tegaskan Siap Hadapi Ancaman Amerika

Sebagai reaksi terhadap sanksi-sanksi AS, yang secara khusus menargetkan aliran pendapatan asing utamanya dalam bentuk ekspor minyak mentah, Iran telah mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan itu. Iran akan meningkatkan pengayaan uranium setelah 7 Juli ke tingkat apa pun yang dibutuhkan di luar batas yang ditentukan dalam perjanjian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: