Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simpan Emas Sekarang atau Menyesal Kemudian

Simpan Emas Sekarang atau Menyesal Kemudian Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minggu pertama bulan ini (Juli 2019) harga emas mengalami kenaikan gila-gilaan. Berdasarkan pantauan harga di aplikasi Treasury, emas tercatat di harga Rp653.122 per gram (3/7/2019). Harga itu menjadi harga tertinggi dalam tiga bulan terakhir, sejak April, setelah merangkak naik dari kisaran harga Rp600.000.

Dengan kenaikan setinggi ini, bisa kita hitung berapa keuntungan yang sudah didapat oleh mereka yang #PunyaSimpenan Emas. Anggap saja mereka punya emas 10 gram dengan total nilai Rp6.000.000, dengan jumlah emas yang sama nilainya saat ini menjadi Rp6.500.000. Itu baru 10 gram, kalau 100 gram bisa untung Rp5.000.000, kalau 200 gram berarti Rp10 juta, dan seterusnya.

Tapi apakah harga tidak akan turun lagi? Kalau dilihat dalam pergerakan harga harian memang akan terlihat naik dan turun. Seperti satu minggu kemarin harga pada 1 Juli Rp644.055, setelah mencapai di harga tertinggi pada hari Rabu, hari berikutnya harganya kembali turun menjadi Rp651.149 di hari Kamis, kemudian Rp644.993 di hari Jumat, dan Rp642.810 di hari Sabtu.

Baca Juga: Mencoba Treasury, Aplikasi Simpanan Emas Zaman Now | Review

Kalau mau dihitung-hitung lagi berapa keuntungan yang didapatkan dari kenaikan harga emas tersebut, tentu sudah sangat banyak. Dibanding 10 tahun yang lalu, keuntungan yang didapat sudah dua kali lipat. Secara rata-rata, kenaikan harga emas sekitar 10% per tahun. Kenaikan tersebut lebih besar dari rata-rata inflasi per tahun yang sekitar 4,7%, yang berarti kita masih punya keuntungan riil sebesar 5,3% dari kenaikan simpanan emas.

Faktor Pendorong Harga Emas

Sama seperti barang yang lain harga emas juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran (demand & supply). Permintaan yang tinggi akan mengerek harga emas. Sementara emas adalah barang yang sangat istimewa, karena menjadi instrumen pelindung nilai (hedging) setiap negara. Karena itu kondisi ekonomi suatu negara sangat sensitif mempengaruhi pergerakan harga emas.

Perubahan Kurs

Bisa dikatakan bahwa faktor utama dan memiliki peranan besar terhadap kenaikan harga emas adalah perubahan kurs mata uang suatu negara dengan mata uang lain, dalam hal ini, di Indonesia adalah rupiah terhadap dolarr AS. Semakin lemahnya rupiah terhadap dollar AS, maka harga emas akan semakin menguat atau tinggi.

Baca Juga: 5 Alasan Milenial Harus Punya Tabungan Emas Online

Kenaikan Inflasi

Setiap negara itu mempunyai prediksi tingkat inflasi, yang akan digunakan untuk menentukan sebuah kebijakan ekonomi. Prediksi angka inflasi akan digunakan untuk menetapkan tingkat suku bunga dan lainnya. Uniknya lagi ketika tingkat inflasi ternyata melebihi prediksi pemerintah, harga emas justru akan melonjak tinggi.

Kondisi Politik Dunia

Saat ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh situasi politik banyak investor akan menarik investasinya dalam bursa saham, forex atau obligasi. Kemudian para investor itu beralih ke investasi yang lebih aman, yakni emas, yang memicu permintaan akan emas.

Situasi Finansial

Tentu kita ingat, kiris moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 dan tahun 2008 silam. Kondisi itu mengakibatkan kepanikan finansial, yang membuat masyarakat resah akan sarana investasi mereka yang seketika dapat anjlok. Permintaan emas yang tinggi lagi-lagi membuat harga emas kian melambung.

Sementara kenaikan harga emas sepanjang semester I 2019 yang sudah mencapai 6,53% dipicu oleh perang dagang antara Amerika dan China. Perang dagang kedua negara tersebut menimbulkan perlambatan ekonomi global, yang menjadikan iklim investasi beresiko. Situasi itu menjadi sentimen besar yang mendongkrak harga emas, karena banyak investor berburu emas sebgai alternatif investasi.

Baca Juga: Cina Membeli Emas dan Melepas US$

Momen Terbaik untuk Beli Emas

Harga sudah selangit, kapan waktu yang tepat untuk beli emas? Jika kita sudah memahami pergerakan harga emas seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka tidak ada perbedaan yang signifikan ketika membeli emas pada saat harga naik atau pada saat harga turun. Sebab pada akhirnya harga emas tetap akan naik dalam jangka panjang.

Karena itu kita harus menghindari pola broker yang membeli emas pada saat harga turun dan menjualnya pada saat naik. Di lihat dari selisih harga, seperti yang terjadi dalam tiga bulan terakhir memang kita sudah untung setidaknya Rp50.000 per gram. Tapi kita akan kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dalam beberapa tahun yang akan datang.

Jadi ada baiknya bagi yang sudah #PunyaSimpenan Emas tidak buru-buru dijual. Tapi tetap disimpan hingga keuntungannya sudah berlipat ganda. Ketika terpaksa akan diambil untuk kebutuhan yang lebih prioritas atau produktif, kita juga harus bijak, dengan tetap menyisihkan sebagian. Karena ingat, harga emas akan terus naik.

Baca Juga: Harga Emas Mencapai Puncak dalam 6 Tahun Terakhir

Bagi yang belum #PunyaSimpenan Emas dan ingin mulai punya simpanan, ada baiknya untuk mencari momen yang paling tepat. Setidaknya kita harus rutin memantau pergerakan harga emas melalui aplikasi investasi seperti yang dimiliki Treasury. Pergerakan harga harian, mingguan, bulanan, atau tiga bulanan, akan memberikan informasi momen terbaik untuk membeli emas.

Jadi tunggu apa lagi, #PunyaSimpenan Emas sekarang atau kita akan menyesal ketika tahu harga emas 5 atau 10 tahun yang akan datang dua kali lipat dari harga emas saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: