Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Gelembung Gas di Sumur Migas Laut Jawa, Pertamina Gandeng Perusahaan Asal US

Atasi Gelembung Gas di Sumur Migas Laut Jawa, Pertamina Gandeng Perusahaan Asal US Aktivitas proses pemindahan LNG dari Kapal Kargo LNG Aquarius ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Nusantara Regas Satu milik PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta, Jakarta, Kamis (4/1). PT Nusantara Regas menerima pengiriman LNG perdana dari PT Pertamina Hulu Mahakam pascadioperasikan oleh Pertamina pada tahun 2018 sebanyak satu kargo atau setara dua juta MMBTU untuk memenuhi kebutuhan pasokan LNG pembangkit listrik di DKI Jakarta dan sekitarnya. | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina terus melakukan upaya maksimal dalam penanganan dampak paska munculnya gelembung gas di sumur migas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang credible, competent dan memiliki proven experience dalam menangani case yg sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal US yang telah memiliki proven experience dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.

Untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah memobilisasi 27 kapal dan 12 set Oil Boom. Selain itu, untuk menjaga agar tidak ada aktifitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli. Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantau tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup.

Baca Juga: Kecelakaan Tangki Pertamina, Korban Pemilik Calya Teridentifikasi

“Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi.,”ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (22/7/2019).

Lebih lanjut, Fajriyah menjelaskan bahwa Pertamina dan PHE ONWJ juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan berbagai instansi lainnya. Bahkan beberapa pihak tersebut juga telah melakukan peninjauan untuk memonitor situasi terkini.

"Pertamina mengucapkan terima kasih atas dukungan positif yang diberikan dari semua pihak, baik dari komunitas industri migas, pemerintah maupun masyarakat. Dukungan ini memperkuat upaya maksimal kita sehingga dapat memperkecil dampak peristiwa ini bagi operasi perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan," kata Fajriyah.

Baca Juga: Kecelakaan di Tol Rawamangun, PT Pertamina Patra Niaga Sudah Bertindak Benar

Sebelumnya, Pertamina telah menyampaikan bahwa dari sejak awal peristiwa langsung menjalankan emergency response, sehingga semua pekerja yang berada di anjungan tersebut langsung dievakuasi. Di waktu yang sama, juga melakukan isolasi dan pengamanan area sekitar anjungan dengan kapal patroli untuk mencegah nelayan dan masyarakat mendekat.

Selain penanganan operasi, Pertamina melalui Emergency Response Tim PHE ONWJ selama 24 jam tanpa henti telah melakukan langkah penyelamatan lingkungan dari oil spill dengan pengerahan sekitar 27 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant. Bahkan bersama dengan warga Desa Sedari, Karawang, Jawa Barat melakukan kegiatan bersih-bersih Pantai Sedari.

"Pertamina terus memantau perkembangannya dan melakukan tindakan penyelamatan lingkungan sesuai dengan kondisi di lapangan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: