Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dahnil Jadi Jubir, Prabowo Lagi Bersih-Bersih Gerindra dari Pengkhianat?

Dahnil Jadi Jubir, Prabowo Lagi Bersih-Bersih Gerindra dari Pengkhianat? Calon Presiden no urut 02, Prabowo Subianto melakukan jumpa pers seputar terkait hasil penghitungan sementara pemungutan suara Pemilu 2019 di Sekretariat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Jakarta, Rabu (17/4/2018). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Gerindra, Iwan Sumule mempertanyakan keputusan Ketumnya Prabowo Subianto menunjuk Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai juru bicara dirinya dalam kapasitas sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Menurutnya, meski Dahnil pernah menjadi Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) dalam pemilu. Namun, dirinya bukanlah kader dari Partai Gerindra.

“Dahnil bukan kader, tapi ditunjuk jadi jubir Bapak dan Dewan Pembina Gerindra. Kok bisa? Demi bersih-bersih, saya sepakat banget,” katanya, kepada wartawan, Senin (29/7/2019).

Baca Juga: Prabowo Ketemu Mega Dikira Minta Jatah, Gerindra Bongkar Alasannya

Baca Juga: Tugas Baru Dahnil dari Prabowo, Jangan Kaget!!

Lanjutnya, ia menyakini sinyal bersih-bersih yang dilakukan Prabowo benar. Pasalnya, yang ditunjuk sebagai jubit merupakan bukanlah pihakn internal partai.

“Kenapa bukan beberapa petinggi Gerindra yang selama ini tampak muka atau yang pernah disebut menjembatani pertemuan Prabowo dengan Kepala BIN yang kemudian berhasil membuat terjadinya pertemuan MRT Jokowi dan Prabowo, sehingga mengklaim sebagai “kerja senyap” yang berhasil,” jelasnya.

Menurutnya, ada pihak-pihak yang merancang pertemuan Jokowi dan Prabowo. Bahkan, mendesak agar Gerindra berkoalisi dengan PDIP.

“Karena kita tahu bahwa pilpres yang baru kita lalui tampak begitu masif dan terstrukturnya kecurangan terjadi. Setiap hari di medsos marak dimunculkan dan diberitakan kecurangan-kecurangan pilpres yang terjadi. Luka dan kekecewaan akibat dicurangi dalam pilpres belum juga terobati dan sembuh, tapi kemudian mau berkompromi melegitimasi kecurangan dan mau berkoalisi pula,” tuturnya.

Sambungnya, “Berkompromi dengan ketidakadilan, merupakan pengkhianatan pada keadilan,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: