Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) akhirnya memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke kisaran 2% hingga 2,25%. Penurunan suku bunga tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak Desember 2008 silam.
Keputusan tersebut merupakan jawaban dari desakan yang selama ini ditujukan kepada The Fed. Pasalnya, mulai dari perang dagang hingga inflasi yang sangat rendah diklaim menjadi ancaman tersendiri bagi prospek ekonomi global, khsusunya AS.
Baca Juga: Bagai Langit dan Bumi, Begitulah Nasib Dolar AS dan Rupiah
Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (31/07/2019) kemarin, The Fed memberi suara 8-2 untuk mendukung pemotongan suku bunga, namun dengan tingkat yang rendah dan tidak seagresif harapan pasar yang memproyeksikan pemangkasan suku bunga mencapai 50 bps.
Kendati begitu, The Fed memberikan sinyal kesiapannya untuk kembali menurunkan suku bunga lanjutan jika dibutuhkan.
Baca Juga: Gara-Gara The Fed, Rupiah Cs Dibuat Keok Dolar AS!
Kendati demikian, pelaku pasar dan juga Presiden AS, Donald Trump, merasa belum terpuaskan dengan kebijakan The Fed tersebut. Melansir dari AFP.COM, Trump memberi kritik pedas kepada The Fed. Ia bahkan tegas mengatakan The Fed telah bertindak mengecewakan.
"Apa yang ingin didengar Pasar adalah siklus penurunan suku bunga yang panjang dan agresif dan bisa mengimbangi China, Uni Eropa dan negara-negara lain di seluruh dunia. Sperti biasa, Powell mengecewakan kita," tegas Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih