Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjangkiti Para Remaja, Ini Seruan Ahli Atasi Anemia

Menjangkiti Para Remaja, Ini Seruan Ahli Atasi Anemia Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masalah yang harus diperhatikan oleh para remaja putri dan wanita usia subur di Indonesia salah satunya adalah kekurangan gizi. Sedikitnya sepertiga perempuan di Indonesia menderita anemia karena kekurangan gizi zat besi. Parahnya, penyakit itu muncul akibat pernikahan dini dan gizi yang tidak memadai.

Dody Izwardi, membenarkan bahwa kekurangan gizi zat besi, atau lebih sering disebut anemia akan memengaruhi perkembangan pada remaja putri. Selain itu, lebih parahnya, hal tersebut akan berdampak ketika mereka menjadi seorang ibu di masa mendatang. Kurang gizi berarti terganggunya perkembangan otak dan rendahnya sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan performa kegiatan belajar di sekolah terganggu.

“Anemia memengaruhi penurunan kesehatan fisik pada remaja putri, berdampak negatif pada prestasi belajar di sekolah, dan meningkatkan kemungkinan komplikasi serta masalah perkembangan janin jika remaja putri memilih menjadi seorang ibu pada masa depan,” ungkap Doddy Izwardi MA, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, dalam acara Nutrition International dan Pemerintah Indonesia Bekerja Sama dalam Melindungi Remaja Putri dari Anemia. 

Bagi para remaja putri yang menderita anemia akan lebih berisiko ketika hamil dan akan melahirkan bayi. Risiko terburuk adalah kematian ibu saat melahirkan, bayi lahir prematur, dan berat bayi lebih rendah (BBLR).

Pendidikan gizi dan suplementasi tablet tambah darah (TTD) mingguan adalah kunci memerangi anemia dan meningkatkan status kesehatan dan gizi remaja putri yang dapat membantu memutus siklus kekurangan gizi antargenerasi. Nutrition International berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, didukung Pemerintah Kanada dan Australia, bersama-sama memastikan remaja putri di sekolah memiliki akses suplementasi TTD mingguan serta pendidikan gizi dan konseling melalui program Right Start dan MITRA Youth. 

Dengan total investasi sebesar 3,6 juta dolar Kanada atau sekitar Rp36 miliar, remaja putri di 9.000 sekolah di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur mendapat manfaat dari dukungan ini. Joel Spicer, Presiden dan CEO Nutrition International, menekankan bahwa kurang gizi pada dasarnya melemahkan, terutama bagi remaja putri. 

“Bersama Pemerintah Indonesia didukung Pemerintah Kanada dan Australia, kami memberikan remaja putri gizi yang lebih baik, memberi mereka dasar yang kuat untuk mencapai cita-cita mereka,” tuturnya. 

Sementara itu, Direktur Nutrition International Indonesia, Sri Kusyuniati menerangkan bahwa WHO telah menyerukan pengurangan 50% anemia pada wanita usia subur pada 2025. Lanjutnya, fokus utama ditujukan kepada para remaja putri.

“Ini adalah target jangka waktu yang dipercaya para ahli global dapat dicapai jika upaya pengurangan anemia difokuskan pada remaja putri yang tinggal di negara berkembang. Kami berkomitmen bekerja bersama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan gizi bagi remaja,” imbuh Sri. 

Sebagai informasi, anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, zink, serta pemberian TTD. Anemia dapat terjadi saat tubuh kekurangan zat besi. Artinya, ada tingkat penurunan kadar hemoglobin dalam sel darah merah. Kekurangan zat besi adalah jenis anemia yang paling umum dan ada beberapa jenis anemia. Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin dan bila tidak cukup zat besi dalam darah, tubuh tidak bisa mendapatkan cukup banyak oksigen yang dibutuhkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: