Proyek Palapa Ring Tengah turut berkontribusi positif terhadap upaya Pemerintah Kota Manado dalam mewujudkan smart city di wilayah ujung utara Pulau Sulawesi tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kota Manado, Erwin Kontu, mengatakan bahwa sebelum ada Palapa Ring, fasilitas internet dengan jaringan broadband andal hanya terdapat di kota-kota besar di Sulawesi Utara.
Adapun, di beberapa daerah seperti di wilayah kepulauan seperti Sitaro, Sangihe, atau Talaud hampir tidak ada layanan internet sama sekali. Jaringan internet yang terbatas juga terdapat di beberapa wilayah di Kota Manado.
Erwin Kontu mengatakan kondisi infrastruktur internet yang tidak merata menjadi salah satu tantangan besar bagi Pemerintah Kota Manado untuk mengembangkan pemerintahan berbasis elektronik (e-government). Tanpa ada pemerintahan berbasis elektronik maka akan mustahil bagi Kota Manado untuk melakukan pengembangan kota pintar (smart city).
"Dahulu urusan birokrasi di Manado sangat lama sehingga berdampak negatif terhadap layanan ke masyarakat. Contoh kecil misalnya untuk urusan surat-menyurat dahulu masih manual sehingga memakan waktu sangat lama. Akhirnya, masyarakat yang rugi," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, belum lama ini.
Tercatat, ada sekitar 500 ribu penduduk yang terdapat di Manado. Ia mengatakan Pemkot Manado memiliki harapan untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Selain itu, Pemkot Manado senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas kinerja layanan publik yang transparan dan akuntabel.
Pemkot Manado mendapat angin segar ketika pemerintah pusat berencana untuk membangun Proyek Palapa Ring Paket Tengah. Proyek ini memungkinkan hadirnya fasilitas internet yang andal di Sulawesi Utara, khususnya Manado.
Palapa Ring Jadi Enabler
Pada Desember 2018 proyek Palapa Ring Tengah telah merampungkan jaringan kabel serat optik sepanjang 2.995 kilometer yang melintasi jalur bebas gempa di wilayah provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Infrastruktur internet ini menghubungkan wilayah-wilayah di Indonesia bagian tengah dengan konektivitas internet berkecepatan tinggi. Proyek infrastruktur senilai Rp1,38 trilliun ini dikerjakan oleh PT LEN Telekomunikasi Indonesia yang memungkinkan masyarakat di kepulauan mengakses jaringan 4G hingga 30 Mbps.
Erwin Kontu mengatakan Palapa Ring telah membuka akses internet kepada warga Manado. Selain itu, Palapa Ring telah menjadi enabler bagi Pemkot Manado untuk mengembangkan e-government dan smart city.
"Dahulu ada daerah-daerah di Sulawesi Utara yang terisolir dari akses informasi. Kemudian saat ini masyarakat bisa dengan mudah mengakses informasi dan mendapatkan layanan publik. Sekarang kepala dinas atau kepala daerah bisa mengurus perizinan dan korespondensi dari mana saja dan kapan saja karena semua sudah elektronik," paparnya.
Dalam mengembangkan e-government, Pemkot Manado menciptakan aplikasi dalam dua model, yaitu aplikasi internal perangkat daerah dan aplikasi publik. Aplikasi internal perangkat daerah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mempersingkat proses bisnis. Adapun, aplikasi publik ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Selain itu, Pemkot Manado menjalin kerja sama dengan platform Qlue guna meningkatkan pelayanan publik berbasis teknologi informasi serta sebagai jembatan untuk menuju Manado Smart City.
Dampak Positif
Erwin Kontu mengatakan Pemkot Manado menerima hampir 2.000 laporan dari aplikasi Qlue dengan tiga laporan terbanyak antara lain masalah sampah, jalan rusak, dan iklan liar dengan akumulasi sebesar 59% dari total laporan.
Melalui kerja sama Pemerintah Kota Manado dan Qlue, ujarnya, warga dapat berkontribusi nyata untuk pembangunan Kota Manado.
"Sementara platform yang terintegrasi dalam Cerdas Command Center Kota Manado, membantu koordinasi dan komunikasi antara organisasi perangkat daerah dalam meningkatkan pelayanan publik. Sehingga, pelayanan publik menjadi semakin baik dan transparan di Kota Manado," ujarnya.
Adapun, pengamat ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra, mengatakan penerapan e-government di Manado telah memberi dampak positif terhadap masyarakat. Ia mengatakan fasilitas infrastruktur yang mumpuni juga memungkinkan Pemkot Manado memaksimalkan penerapan e-government dengan lebih optimal.
"Penerapan e-gov di Kota Manado relatif cukup bagus. Apalagi, hampir tidak ada daerah blankspot di Manado," katanya kepada Warta Ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: