Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngenes! Karena Satu Alasan, Rupiah Gak Bisa Ikut Bantai Dolar AS!

Ngenes! Karena Satu Alasan, Rupiah Gak Bisa Ikut Bantai Dolar AS! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah lagi-lagi tertekan di hadapan dolar AS. Mirisnya lagi, rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia dan dunia yang terkoreksi di hadapan mata uang Paman Sam itu. 

Kala pembukaan pasar spot Kamis (08/08/2019), rupiah sudah menguat 0,04% ke level Rp14.210 per dolar AS. Namun sayang, rupiah terganjal oleh satu sentimen domestik yang akhirnya membuat rupiah kembali ke zona merah. 

Baca Juga: Balas Dendam ke Dolar AS Sukses, Rupiah Eksis di Asia dan Dunia!

Sentimen tersebut tidak lain adalah rilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang akan diumumkan esok hari oleh Bank Indonesia (BI). Rilis data tersebut menjadi krusial karena berkaitan dengan data transaksi berjalan (current account).

Apalagi, BI memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia di kuartal II 2019 akan lebih dalam daripada kurtal sebelumnya. Hal itu mengakibatkan pergerakan mata uang akan bergantung pada arus modal di pasar keuangan dan tentu saja hal demikian menjadi ancaman tersendiri bagi rupiah.

Baca Juga: Bak Layang-Layang Putus Talinya, Kasihan Rupiah Jadi Korban PHP

Selagi menunggu rilis data tersebut, pelaku pasar memilih untuk wait and see dengan melepas rupiah. Alhasil, hingga pukul 10.02 WIB, rupiah terdepresiasi 0,08% ke level Rp14.234 per dolar AS. Rupiah juga tertekan di hadapan dolar Australia (-0,36%), poundsterling (-0,34%), dan euro (-0,15%).

Sementara itu, di jajaran mata uang Asia, sudah pasti rupiah menjadi yang terlemah tatkala mata uang lainnya kompak menguat di hadapan dolar AS. Rupiah terkoreksi paling dalam oleh dolar Taiwan (-0,46%), yuan  (-0,35%), won (-0,17%), dolar Singapura (-0,14%), yen (-0,111%), dolar Hongkong (-0,11%), dan baht (-0,09%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: