Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Kapal Induk China yang Dapat Tampung 36 Jet Tempur

Ini Kapal Induk China yang Dapat Tampung 36 Jet Tempur Kredit Foto: South China Morning Post
Warta Ekonomi, Beijing -

China membuat kapal induk baru buatannya sendiri Type 001A, yang mampu memuat 36 pesawat jet tempur. Daya tampungnya diduga 12 kali lebih banyak dari kapal induk yang dimiliki China sebelumnya, yakni Liaoning.

Type 001A adalah versi upgrade dari Liaoning, bekas kapal induk Kuznetsov era Soviet yang dibeli dari Ukraina.

Kepala program pembangunan kapal induk China, Hu Wenming, dalam sebuah wawancara dengan CCTV mengatakan Type 001A memiliki "pulau" menara kontrol yang jauh lebih kecil, tetapi muatannya lebih besar.

"Kedua kapal induk terlihat serupa, tetapi dari perspektif desain dan penelitian serta pengembangan, mereka pada dasarnya berbeda," kata Hu, presiden China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC), yang dilansir South China Morning Post, Jumat (16/8/2017).

Menurutnya, Type 001A mempertahankan dek penerbangan ski-jump Liaoning, bahkan lebih panjang 10 meter, yakni ketinggiannya mencapai 315 meter. Kapal induk baru ini memiliki bobot 70.000 ton, sedangkan Liaoning 58.600 ton.

Tidak seperti Liaoning, kapal induk baru ini memiliki sistem radar digital Type 346 "Star of the Sea" dan ruang hanggar untuk 36 unit jet tempur J-15. Sedangkan Lioning hanya mampu menampung total 14 jet tempur maupun helikopter dan 2.000 awak.

Kedua kapal induk tersebut ditenagai oleh turbin uap konvensional empat poros, meskipun kecepatan tertinggi Type 001A adalah 31 knot, lebih lambat dari Liaoning yang kecepatannya 32 knot.

Type 001A telah melewati uji coba ketujuh di Laut Kuning awal bulan ini. Dalam uji coba sebelumnya, semuanya mulai dari penggerak kapal dasar hingga operasi pesawat terbang telah dinilai.

"China telah mengumpulkan lebih banyak pengalaman dengan Liaoning dan itu telah membantu dalam pembangunan dan operasi Type 001A," sebut Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: