Perhelatan Jakarta International Literary Festival (JILF) 2019 yang resmi digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada Selasa, bermaksud membuka "pagar" sastra antar negara.
Baca Juga: Sang Sastrawan Legendaris, Arswendo Atmowiloto, Telah Berpulang
Festival sastra internasional ini, kata Direktur Festival JILF Yusi Avianto mengangkat tema "Pagar" yang dinilai mencerminkan batasan-batasan dunia yang semakin lebur.
"Pagar berfungsi sebagai pelindung sekaligus pemisah antara dunia luar dan ketenangan rumah adalah sesuatu yang harus dilintasi jika kita ingin mengenal dan dikenal oleh yang lain," kata Yusi dikutip dari Antara.
Perhelatan yang digagas oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta ini, ujar Yusi telah direncanakan sejak tiga tahun lalu, dan baru dapat terwujud kali ini.
Acara ini berlangsung sampai tanggal 24 Agustus 2019 dan dibagi ke dalam dua program yakni utama dan pendukung.
Program utama JILF terdiri atas pidato kunci, simposium, bincang sastra dan penulis, serta malam pembacaan karya
Selain itu ada juga lab ekosistem sastra, pameran sastra liar era kolonial, dan pasar hak cipta buku yang mempertemukan penerbit-penerbit internasional dan nasional.
Sementara program pendukung terdiri dari diskusi prafestival dan ruang sastra, serta komunitas yang diisi oleh pentas teater, musik, dan pemutaran film.
Kegiatan ini pun diharapkan bisa menjadi agenda tahunan di Jakarta.
Dalam helatan pertama tahun telah diundang 55 penulis, 26 penerbit, dan 21 komunitas sastra. Mereka datang dari Afrika Selatan, Botswana, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Jerman, Malaysia, Mauritius, Palestina, Singapura, Siprus, Somalia, Thailand dan Turki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat