PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC terus memperluas kemitraan dan kerja sama di bidang kepelabuhanan. Bertempat di Kota Kinabalu, IPC menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pelabuhan Sabah (Sabah Port Sdn Bhd), Malaysia, dan Pelabuhan Klaster Industri Kelapa Sawit (Palm Oil Industrial Cluster / POIC), Sabah, Malaysia.
Dalam kunjungan kerjanya ke Malaysia, Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya didampingi oleh Direktur Teknik IPC, Dani Rusli dan EVP Corporate Strategic Planning IPC, Rio T.N. Lasse.
Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Krishna Djelani, Konsulat Jenderal RI di Sabah, Malaysia turut hadir dan mendukung penuh rencana kerjasama antara IPC dengan Sabah Ports dan POIC Sabah dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga: Pelindo II Jalin Kerja Sama Sister Port dengan China
“Melalui penandatanganan MOU ini, IPC dan kedua operator pelabuhan di Sabah merencanakan kerjasama sister port gunamengembangkan bisnis maritim dan perdagangan internasional yang saling menguntungkan," jelas Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya dalam keterangan yang diperoleh, Kamis (29/8/2019).
"Kami akan mengembangkan berbagai program, termasuk pelatihan personil, studi banding, perbaikan operasional, perbaikan lingkungan dan promosi jasa kepelabuhanan,” sambungnya.
Sabah Port Sdn Bhd merupakan anak perusahaan Suria Capital Holdings Berhad, yang mengambil alih 100 persen operasional pelabuhan-pelabuhan di Negara Bagian Sabah dari Otoritas Pelabuhan Sabah. Sabah Port Sdn Bhd mengelola dan mengoperasikan 8 pelabuhan strategis yang ada di Negara Bagian Sabah, yakni Pelabuhan Kontainer Sapangar Bay, Terminal Minyak Sapangar Bay, Pelabuhan Kota Kinabalu, Pelabuhan Sandakan, Pelabuhan Tawau, Pelabuhan Lahad Datu, Pelabuhan Kunak dan Pelabuhan Kudat.
Baca Juga: EDII Terapkan Sistem Aplikasi Digital di Pelindo II Cabang Pontianak
Sedangkan POIC Sabah Sdn Bhd adalah Badan Usaha Milik Negara Bagian Sabah yang dibentuk untuk memelopori industrialisasi melalui pengembangan industri kelapa sawit dan industri berbasis sumber daya, pelabuhan & logistik, minyak & gas serta industri kecil & menengah. Pelabuhan yang berlokasi di Lahad Datu, Negara Bagian Sabah ini berada dalam naungan Kementerian Perdagangan dan Industri.
Menurut Elvyn, banyak hal positif yang didapat dari kerja sama ini, seperti pertukaran informasi, teknologi, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam praktik-praktik baik terkait operasional kepelabuhanan.
Untuk merealisasikan program sister port ini, lanjut Elvyn, IPC bersama Sabah Port Sdn Bhd dan POIC Sabah Sdn Bhd akan melakukan pertemuan lanjutan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pelindo II Catat Pendapatan Sepanjang 2018 Rp11,44 Triliun
Elvyn menambahkan, IPC akan terus membangun kemitraan dengan pelaku dan operator global, sebagai wujud dari ekspansi global IPC. Kerjasama dengan Pelabuhan Sabah semakin strategis, karena posisinya berdekatan dengan Kalimantan Barat, di mana di sana juga akan beroperasi Pelabuhan Kijing.
“Kemitraan yang bersifat strategis ini sejalan dengan gagasan Trilogi Maritim sebagai solusi yang memadukan konsep tol laut dan pelabuhan yang terintegrasi. Ini juga menjadi langkah nyata mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: