Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Klaim Kelola 40% Produksi Migas Nasional

Pertamina Klaim Kelola 40% Produksi Migas Nasional Sejumlah kilang sedang menjalani proses perbaikan dan 'uprading' di Kilang RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (10/11). Pertamina RU IV Cilacap melakukan program upgrading kilang, untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas maupun nilai produk akhir dari minyak mentah, menuju standar Euro IV. | Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengklaim terus meningkatkan kontribusi dalam pengelolaan produksi minyak dan gas (migas) nasional. Pada semester I 2019, perseroan tercatat mengelola produksi migas setidaknya 40% dari total produksi nasional.

Di dalam negeri, Pertamina saat ini memproduksi minyak bumi sebesar 314 ribu BOPD atau sekitar 41,16% dari total produksi nasional. Sementara itu, produksi gas bumi Pertamina mencapai 2.591 MMSCFGPD atau sekitar 43,82% dari total produksi nasional. Dari lapangan di luar negeri, sebesar 99 ribu BOPD minyak bumi dan 261 MMSCFGPD gas bumi diproduksi Pertamina.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu pada acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-43 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Rabu (4/9/2019), mengatakan, bisnis hulu Pertamina yang saat ini ditopang oleh anak usaha, yakni PEP, PEPC, PHE, PHI, dan PIEP akan terus meningkatkan produksi minyak dan gas bumi agar lebih banyak memberikan kontribusi bagi negara.

Baca Juga: 1.502 SPBU Digital Pertamina Siap Layani Pelanggan

"Sebagai perusahaan migas terintegrasi, Pertamina mengemban misi utama sebagai power house untuk menjamin keamanan dan pasokan energi nasional. Peningkatan produksi minyak dan gas Pertamina tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan energi nasional," jelas Dharmawan.

Menurut Dharmawan, untuk meningkatkan kontribusi dalam produksi migas nasional, Pertamina akan berupaya beradaptasi dengan perubahan dan tantangan global dengan menerapkan tiga pilar strategi bisnis hulu.

Pertama, managing base, yaitu mengelola produksi migas di aset domestik yang ada. Menurutnya, sebanyak 49,25% lapangan tersebut telah beroperasi lebih dari 50 tahun dan masih berproduksi hingga kini.

Lapangan eksisting yang sudah mature tersebut bersifat die-hard dan dikelola oleh insan Pertamina yang die-hard pula. Lapangan itu pun masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Pertamina sekaligus bagi negara, baik langsung maupun melalui kontribusi pajak.

"Melalui strategi ini, Pertamina hendak memastikan semangat, perhatian terhadap detail, tekad, ketekunan, dan kegigihan merupakan kunci keberhasilan dalam mengoperasikan lapangan tersebut," tegasnya.

Kedua, tambah Dharmawan, Pertamina akan melakukan stepping out atau melangkah keluar untuk menemukan lapangan baru, dengan cara non-organik melalui merger and acquisitions (M&A) dan New Exploration Frontiers.

Baca Juga: Duh, Tumpahan Minyak Masih Kotori Pantai Karawang, Bagaimana Ini Pertamina?

Menurut Dharmawan, penemuan eksplorasi oleh PHE Nunukan pada 2017 dengan potensi 1 TCFG dan ~80 MMBO diikuti oleh upaya konsisten untuk mencari peluang baru. Pada tahun ini, Pertamina kembali mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengeksplorasi Blok Maratua yang berdekatan dengan penemuan baru di Blok Nunukan.

"Di bawah kontrak kerja sama Jambi Merang, komitmen pasti eksplorasi Pertamina sebesar US$240 juta merupakan tonggak penting yang terbesar dalam sejarah. Tahun ini, survei seismik 2D sepanjang 32.000 km akan dilakukan untuk menggali potensi eksplorasi tersembunyi dari ujung Barat hingga Timur Indonesia," imbuhnya.

Ketiga, Pertamina memulai transisi energi, yaitu bertransisi ke energi terbarukan untuk mendukung penuh cita-cita pemerintah mencapai tujuan dan sasaran kebijakan energi nasional 2025 dan 2050, sebagaimana tertuang dalam rencana umum energi nasional.

"Kontribusi kami dalam hal ini adalah melalui pengembangan energi panas bumi dengan menggandakan target peningkatan kapasitas pada 2025," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: