Pemerintah Guatemala Nyatakan Perang Usai 3 Personil Tentara Tewas di Tangan Pengedar Narkoba

Pemerintah Guatemala pada Rabu 4 September 2019 menginformasikan kondisi perang di lima provinsi di timur laut negara itu. Hal itu dilakukan dalam upaya mengambil alih kendali wilayah setelah tiga tentaranya tewas dibunuh oleh diduga kelompok penyelundup narkoba.

Otoritas Guatemala menyebut segera mengirim lebih banyak militer dan personel polisi ke Provinsi Alta Verapaz, El Progreso, Izabal , Peten, serta Zacapa yang sering digunakan sebagai koridor penyelundupan narkoba dari perbatasan Honduras ke perbatadan Meksiko.

Selain itu, pihaknya juga akan memberlakukan jam malam, melarang demonstrasi, dan memudahkan angkatan bersenjata menahan orang. Kebijakan tersebut harus disetujui oleh Kongres sebelum dapat diterapkan.

Baca Juga: Inggris Gagalkan Penyelundupan Heroin Senilai Rp2 Triliun, Narkotika Berasal Dari. . .

"Kelompok-kelompok penjahat ini beroperasi di seluruh wilayah," kata Presiden Guatemala Jimmy Morales dalam konferensi pers, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (5/9/2019).

Personil tentara Guatemala membeberkan sekelompok tersangka penyelundup narkotika pada Selasa 3 September 2019 "menyergap" patroli sembilan tentara yang dikirim untuk menahan sebuah pesawat yang diduga mengangkut narkoba. Tiga tentara tewas dalam serangan tersebut.

Guatemala, seperti tetangganya El Salvador dan Honduras, adalah rute transit untuk sebagian besar kokain yang mengalir ke Amerika Serikat (AS).

Para kandidat yang mencalonkan diri untuk jabatan publik dalam pemilihan belum lama ini telah dituding mempunyai hubungan dengan dunia perdagangan narkoba.