Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenpar Beberkan 10 Program Pariwisata RI yang Pacu Pendapatan Devisa

Kemenpar Beberkan 10 Program Pariwisata RI yang Pacu Pendapatan Devisa Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 Bali Baru) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Ketua Kelompok Kerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Hiramsyah S. Thaib dalam konferensi “7th Edition of Tourism Hotel Investment and Networking Conference (THINC)” di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Kamis (5/9/2019). | Kredit Foto: Kementerian Pariwisata
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pariwisata dipercaya akan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif sebagai penghasil devisa. Hal itu mengingat pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di tahun 2018 yaitu 12,58% lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata dunia yang hanya mencapai 5,6% serta ASEAN yang sebesar 7,4%.

Demikian yang diungkapkan Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 Bali Baru) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Ketua Kelompok Kerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Hiramsyah S. Thaib dalam konferensi “7th Edition of Tourism Hotel Investment and Networking Conference (THINC)”  di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Kamis (5/9/2019).

Baca Juga: Pulau Rupat di Riau Akan Dijadikan KEK Pariwisata

Hiramsyah mengatakan, dengan berkembangnya investasi pariwisata maka potensi datangnya devisa yang masuk ke Indonesia pun semakin besar.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, lanjutnya, Kemenpar pada 2018 telah menetapkan 10 program prioritas yaitu: 1) Digital tourism (e-tourism); 2) Homestay; 3) Air accessibility; 4) Branding; 5)Top 10 origination;  6) Top 3 main destination (15 destination branding); 7) Develop 10 new priority tourism destinations; 8) Certified human resources in tourism & tourism awareness movement; 9) Tourism investment growth; dan 10) Crisis center management.

"Pertumbuhan investasi tersebut akan berpotensi mendatangkan devisa dari sektor pariwisata melalui Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment) sebesar Rp180 triliun setara dengan US$13,3 miliar, yang akan membuka lapangan pekerjaan baru serta menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia,"  ujar Hiramsyah, Kamis (5/9/2019).

"Sektor ini (pariwisata) memenuhi hampir semua persyaratan yaitu, mudah, murah, cepat, dan juga memenuhi aspek pemerataan ekonomi karena memberikan dampak sampai ke lapisan paling bawah atau trickle down effect," tambahnya.

Di periode 2014 hingga 2019, Hiramsyah menjelaskan, pemerintah sudah melakukan pembangunan infrastruktur secara cepat untuk mendukung 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.

Baca Juga: Industri Pariwisata Harus Adopsi Teknologi Digital

"Dengan telah siapnya dukungan pemerintah untuk 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 Bali Baru), utamanya dukungan infrastruktur untuk 4 Destinasi Pariwisata Super Prioritas, maka di tahun 2019-2024 pemerintah berkeyakinan akan bisa terus menggenjot pertumbuhan investasi lebih besar dari periode 2009-2014, minimal tumbuh rata-rata sebesar 25%," ungkap Hiramsyah.

Perlu diketahui, pariwisata Indonesia memiliki potensi sangat besar dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector. Sejalan dengan itu, sektor pariwisata juga ditetapkan sebagai core economy Indonesia oleh Menteri Pariwisata.

Pada 2020 mendatang diharapkan sektor pariwisata ini akan menjadi sektor prioritas utama dalam perolehan devisa. Pemerintah telah menetapkan target untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara dengan proyeksi perolehan devisa bisa mencapai sebesar US$17,6 miliar.

Baca Juga: Kunjungan Wisman Naik, Devisa Pariwisata Sentuh US$19,29 Miliar

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: