Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum usulan tentang penggantian nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menjadi Bandara BJ Habibie sebagai bentuk penghargaan atas perkembangan industri penerbangan di tanah air.
Meskipun, kata Uu, sebelumnya diusulkan beberapa nama tokoh dari Jawa Barat seperti, seperti abdul Halim, Sunan Gunung Djati dan lainnya.
"Saya setuju sekali tapi bukan kami menapikan tokoh-tokoh sebelumnya tapi ada sejarah tersendiri dunia penerbangan di Jawa Barat karena dulu beliau identik dengan PT Nurtanio," jelas Uu usai menghadiri Pembinaan para kepala sekolah se-Jawa Barat di Kabupaten Garut, Sabtu (21/9/2019).
Baca Juga: Habibie Tidak Kenal Lelah dan Tak Melihat Kondisinya Sendiri
Uu juga mengenang jasa-jasa founder pesawat CN 235. Salah satunya dengan membeli mobil yang sempat digunakan almarhumah.
"Bahkan saya punya kebanggan terhadap beliau dengan memiliki mobil Hard Top bekas pak Habibie saat menjadi direktur Nurtanio di Bandung," ungkap Uu.
Uu menyebutkan keberhasilan BJ Habibie tidak terlepas dengan pendidikan yang kuat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus mendorong pendidikan berkarakter bagi para pelajar dengan menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar untuk program ajengan masuk sekolah (AMS) di tahun 2020.
Menurutnya program tersebut sangat penting. Mengingat pendidikan ukhrowi atau pendidikan agama paska belajar di sekolah sudah jarang dilakukan.
"Sekarang ini sudah jarang anak anak belajar ilmu agama setelah pulang sekolah. Kalau dulu setelah sekolah itu ada belajar agama di rumah atau di mesjid. Biasanya jelang maghrib anak anak sudah ada di mesjid di rumah kiai. Tapi sekarang ini sudah susah," katanya.
Tidak hanya maghrib saja, ngaji pun dilakukan anak anak usai sholat subuh. "Jadi ada 3 waktu ujtuk belajar ilmu ukhrowi saat muda. Tapi saat ini jangankan 3 waktu, satu waktu pun dalam sehari sudah susah. Karena banyak kegiatan. Anak-anak hanya mendapat pendidikan duniawi disekolah saja. Adapun pendidikan ukhrowi disekolah hanya 2 jam, menurut saya tidak sebanding dengan waktu yang ada disaat usia muda," ungkap Uu.
Disisi lain, lanjut Uu, saat ini sedang digembar gemborkan pendidikan karakter, intinya pada akhlak yang bersumber pada agama keimanan dan ketakwaan.
"Mau sukses bagaimana pendidikan karakter kalau anak tidak diberikan pendidikan ukhrowi dalam setiap kegiatannya. Oleh karena itu dalam suksesnya jabar juara lahir batin sukses dunia akhirat, maka kami bersama kang Emil ada program ajengan masuk sekolah dan maghrib mengaji bagi para pelajar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil